Kamis, 25 September 2008

KISAH ADAM KHOO



Mengubah Mitos jadi Kenyataan

Saya berkenalan dengan Adam Khoo via Pak Tung Desem Waringin. Persisnya lewat buku Pak Tung: “Financial Revolution.“ Di buku hebat itu, Pak Tung memberi contoh kesuksesan Adam Khoo. Saya kemudian sangat beruntung bisa membeli buku Adam Khoo sendiri : ”Master Your Mind, Design Your Destiny”

Adam Khoo, orang Singapura. Waktu anak-anak, ia adalah penggemar berat games dan TV. Sehari, ia bisa berjam-jam di depan TV. Baik main PS atau nonton TV. Adam Khoo pun dikenal sebagai anak bodoh. Ketika kelas empat SD, Ia dikeluarkan dari sekolah. Ia pun masuk ke SD terburuk di Singapura. Ketika akan masuk SMP, ia ditolak oleh enam SMP terbaik di sana. Akhirnya, ia bisa masuk ke SMP terburuk di Singapura.Di awal SMP, kebiasaan Adam tidak berubah. Akibatnya, ia mendapat peringkat 10 terburuk. Bayangkan saudara, menjadi peringkat 10 terburuk di SMP terburuk. Bagaimana buruknya itu.

Usia 13 tahun, ia mengikuti suatu program dari Ernest & Young. Dalam program itu, ia belajar apa yang namanya Neuro Linguistic Programme (NLP), Accelerated Learning, dan sebagainya.Program ini benar-benar bermanfaat bagi Adam. Ia mulai mempraktekkan keterampilan barunya. Apa yang ia lakukan setelah kembali ke sekolah ?

Pertama ia menulis tujuannya. Ia akan lulus dari SMP tersebut dengan nilai A semua. Ia akan masuk ke Victoria Junior College. SMU terbaik di Singapura. Adam kemudian melakukan tindakan gila. Ia umumkan tujuannya itu di depan kelasnya. Apa yang terjadi? Ia ditertawakan seluruh isi kelas. Termasuk gurunya sendiri.

Bila anda jadi gurunya, anda pun mungkin melakukan hal yang sama. Bagaimana mungkin seorang yang berada di urutan 10 terburuk di SMP terburuk ingin lulus dengan nilai A semua dan masuk ke SMU terbaik.
Tapi Adam tidak bergeming. Tertawaan dan cemoohan guru dan teman-temannya ia jadikan sebagai sumber semangat. Ia pikir, bila ia tidak bisa membuktikan kata-katanya, ia akan lebih ditertawakan lagi.

Karena itu, Adam berusaha keras. Ia gunakan semua cara belajar hebat yang ia dapat dari program Ernest & Young. Hasilnya luar biasa. Adam mulai bisa menjawab pertanyaan di kelas. Meski ia tetap ditertawakan karena membuat catatan pelajaran dengan cara yang beda dan aneh. Ia gunakan peta pikiran yang penuh dengan gambar dan simbol untuk mencatat.

Akhirnya keras keras dan tekad baja Adam membuahkan hasil. Ia lulus dari SMP itu dengan nilai A semua. Ia berhasil masuk ke Victoria Junior College. Di SMU terbaik ini pun, Adam tetap menjadi yang terbaik. Ia lulus dari Victoria Junior College dengan nilai A semua dan sebagai lulusan terbaik.

Adam pun masuk ke National University of Singapore (NUS). Universitas terbaik di Singapura. Di NUS, ia berhasil masuk ke NUS Development Program. Inilah program bagi mahasiswa Top One Percent. Mahasiswa dengan prestasi akademis yang sempurna. Program bagi para jenius. Dari NUS, Adam lulus juga sebagai lulusan terbaik.Itulah kesuksesan Adam di dunia akademisnya. Bagaimana dengan dunia bisnis? Prestasi Adam di dunia bisnis ditandai pada saat Adam berusia 26 tahun. Ia telah memiliki empat bisnis dengan total nilai omset per tahun US$ 20 juta.

Kisah bisnis Adam dimulai ketika ia berusia 15 tahun. Ia berbisnis music box. Bisnis berikutnya adalah bisnis training dan seminar. Pada usia 22 tahun, Adam Khoo adalah trainer tingkat nasional di Singapura. Klien-kliennya adalah para manager dan top manager perusahaan-perusahaan di Singapura. Bayarannya mencapai US$ 10.000 per jam.Nah, sekarang mari kita merenung. Apa sebenarnya yang terjadi dengan Adam Khoo. Bagaimana seorang anak yang dicap bodoh, hobinya nonton TV dan main games bisa meraih sukses seperti itu? Sukses yang mungkin sekali tidak diraih oleh teman-teman seangkatannya. Teman-teman yang di SD-nya pintar ?

Saya mencatat, ada tiga hal besar yang menjadi kunci sukses Adam Khoo. Tiga kunci sukses ini pun yang menhantarkan siapapun meraih sukses. Nah, sebutlah orang sukses yang anda kenal.
Dan perhatikan, bagaimana kondisi tiga hal berikut ini pada diri orang sukses itu :

1. Tujuan yang Jelas
2. Keyakinan yang Benar dan Kuat
3. Aksi yang tepatMari kita bahas satu per satu

1. Tujuan yang Jelas

Tujuan Adam jelas. Ia ingin mendapat nilai A untuk semua mata pelajarannya. Ia pun sangat jelas menginginkan masuk ke Vistoria Junior College dan National University of Singpore. Ketika berbisnis, Adam pun membuat tujuan yang jelas. Ia menetapkan berapa penghasilan yang ingin ia peroleh.

Tujuan yang jelas mempunyai kekuatan yang luar biasa. Dengan tujuan yang jelas, orang ‘bodoh’ lainnya, Thomas Alva Edison berhasil menemukan bola lampu dan mempatenkan 1000 lebih inovasi. Tujuan itu lah yang membuat Edison bisa bertahan pada setiap kegagalan yang terjadi. Ia gagal dalam mencoba 10.000 jenis logam untuk bola lampunya. Bukannya menyerah, Edison justru mengatakan :”Saya tidak gagal 10.000 kali. Saya telah sukses 10.000 kali untuk mengetahui jenis logam yang tidak berfungsi.Saya yakin anda ingin sukses. Langkah pertama menuju kesana adalah TETAPKAN dan TULISKAN TUJUAN ANDA. Buat tujuan yang jelas. Misalnya pendapatan. Jangan buat tujuan : “Saya ingin mempunyai pendapatan sebesar-besarnya” kenapa begitu? Karena tujuan di atas tidak jelas. Untuk merubahnya menjadi jelas, anda cukup mengganti sebesar-besarnya dengan angka yang anda kehendaki. Misalnya Rp. 100 juta per bulan. Jadi tulisan tujuan anda akan menjadi: “Saya ingin mempunyai pendapatan Rp. 100 juta per bulan.”

Jangan juga gunakan kata “tidak”. Jangan membuat tujuan : “Saya tidak mau miskin lagi” tujuan ini, meski benar, tapi menggunakan kata-kata yang negatif. Jadi aroomanya juga negatif. Dan sering kali apa yang tidak diinginkan itu justru benar-benar terjadi. Kalau anda bila tidak mau miskin, mungkin anda akan tetap miskin. kenapa begitu? Karena otak anda hanya merekam kata miskin itu.

Contoh mudah begini. Sekarang, saya harap anda bisa membaca kalimat di bawah ini dan melakukannya :

“JANGAN BAYANGKAN SEEKOR MONYET YANG SEDANG NAIK SEPEDA”

Apa yang terjadi ? Apakah anda justru membayangkan monyet yang sedang naik sepeda? Padahal tulisan di atas justru melarangnya.

Hal sama terjadi dengan peringatan : “Jangan Membuang Sampah di Sini“. Apa yang terjadi di areal dengan tanda peringatan itu? Banyak sampahnya, pasti.

Supaya lebih jelas, buat juga tujuan anda dengan batasan waktu tertentu. Misalnya: “Saya ingin mempunyai pendapatan Rp. 100 juta dalam enam bulan ke depan.”Tujuan yang tajam seperti ini sangat berguna. Apa gunanya? Ia akan memaksa pikiran anda untuk benar-benar memikirkan cara yang efektif untuk mencapainya. Artinya anda berpikir lebih keras lagi. Pikiran yang lebih keras akan memaksa tindakan yang lebih keras juga. Tindakan yang yang lebih keras akan mendatangkan hasil yang lebih baik juga.Misalnya sekarang, ketika anda baca buku ini. Katakanlah anda membacanya di rumah. Nah, sekarang praktekkan apa yang tertulis di bawah ini:
ANDA HARUS LONCAT DAN MENYENTUH PLAFON.Apa yang anda pikir ? Kemungkinan besar anda akan berpikir: Tidak mungkin saya bisa loncat dan menyentuh plafon di atas itu. Oke. Tidak apa-apa.

Sekarang, praktekkan lagi apa yang tertulis di bawah ini :

“ANDA HARUS LONCAT DAN MENYENTUH PLAFON. KALAU TIDAK BISA, ANDA AKAN DITEMBAK MATI.”

Bila benar-benar sebuah pistol menempel di pelipis anda dan siap ditembakkan, apa yang akan anda pikirkan? Kemungkinan besar anda akan berpikir jauh lebih keras dari kasus yang pertama tadi.

Anda tidak ingin kehilangan nyawa anda. Karena itu anda berpikir lebih keras. Setelah itu anda mungkin berpikir :”Oh, saya taruh kursi ini di meja. Saya naik ke atas kursi. Setelah itu saya loncat. Pasti bisa menyentuh plafon.”

Nah, anda dapat jawabannya. Itu karena anda berpikir lebih keras. Meski sebabnya bukanlah sesuatu yang anda inginkan. Bahkan itu adalah sesuatu yang menakutkan.

Itulah hebatnya tujuan yang jelas. Ia bisa menggerakkan seseorang. Ia memotivasi orang. Motivasi penting. Tanpa motivasi, manusia akan seperti zombie. Mayat berjalan.Tujuan itu ada dua. Pertama, mendapat kesenangan. Kedua, menghindari derita. Survei membuktikan bahwa tujuan yang kedua (menghindari derita) jauh lebih kuat dari tujuan yang pertama (mendapat kesenangan).

Contoh mudahnya begini. Mana yang lebih berpengaruh pada anda? Mendapat uang Rp. 10 juta? Atau kehilangan uang Rp. 10 juta? Saya yakin sekali, anda akan lebih terpengaruh oleh kehilangan uang Rp. 10 juta itu.

Itulah sebabnya, banyak orang kaya berasal dari orang miskin. Mereka telah merasakan sakitnya miskin. Mereka tidak mau terus sakit. Itu sebabnya mereka berjuang habis-habisan keluar dari kemiskinan.

Tapi, banyak juga orang miskin yang ‘betah’ dalam kemiskinan. Sampai akhirnya mereka meninggal dalam keadaan miskin. Rasa sakit karena miskin itu tidak cukup kuat untuk membuat mereka berjuang habis-habisan. Mereka telah belajar untuk ‘menikmati’ rasa sakit karena miskin.
2. Keyakinan yang Benar dan Kuat

Adam Khoo sukses salah satunya karena ia merubah keyakinannya. Ketika ia dicap bodoh, ia yakin bahwa ia bodoh. Ia pun melakukan hal-hal bodoh. Terlalu banyak nonton TV dan main games.

Tapi hasil pelatihannya menunjukkan bahwa keyakinan itu SALAH BESAR. Ia pun mulai membangun keyakinan yang BENAR BESAR.

Keyakinan yang benar itu adalah bahwa ia justru orang yang sangat cerdas. Ia pun meninggalkan tindakan bodohnya. Ia melakukan hal yang benar. Hasilnya luar biasa. Adam bisa merubah peringkatnya. Dari peringkat 10 terburuk jadi terbaik.

Itulah hebatnya keyakinan. Itu pula sebabnya mengapa semua orang sukses mempunyai keyakinan seperti Adam Khoo. Keyakinan yang benar dan kuat.

Semua orang bisa sukses adalah keyakinan yang benar. Sukses tidak ditentukan oleh jenis kelamin, warna kulit, pendidikan, usia, agama, ras, suku, orang tua, bangsa, lokasi, dan sebagainya. Sukses hanya ditentukan oleh tiga hal besar. Tiga hal yang sedang kita bahas ini. Tujuan, keyakinan, aksi.

Karena itu, mulai sekarang, bangunlah keyakinan yang benar. Apa pun, siapa pun, bagaimana pun situasi dan kondisi anda. Anda bisa sukses. Saya malah yakin, setiap anda ditakdirkan sukses.
Keyakinan juga harus kuat. Keyakinan salah tapi kuat akan mengalahkan keyakinan benar tapi lemah. Misalnya anda yakin bahwa anda bisa sukses. Tapi orang-orang sekeliling anda mengatakan sebaliknya.

Nah, mana yang lebih kuat pengaruhnya? Keyakinan benar anda atau keyakinan salah orang-orang di sekeliling anda? Bila anda tetap bertahan pada keyakinan anda, berarti keyakinan anda kuat. Bila anda mengikuti orang-orang di sekeliling anda, berarti keyakinan anda yang benar itu ternyata lemah.

Ada satu hal yang harus saya peringatkan berkaitan dengan keyakinan, yaitu:Jangan Memaksakan Keyakinan Anda Pada Orang Lain Yang Berkeyakinan Berbeda.Jadi, anda hanya mengungkapkan keyakinan anda sendiri. Alasan-alasan keyakinan anda. Dan anda selalu siap mendengarkan keyakinan orang lain yang beda itu. Jadikan perbedaan keyakinan itu sebagai berkah.

Jangan meributkan perbedaan keyakinan itu. Lebih baik anda mencari persamaan dengan orang lain. Pasti lebih banyak manfaatnya. Baik bagi anda maupun orang lain. Misalnya beda keyakinan. Tapi tujuan sama. Anda tinggal ucapkan: “Sampai jumpa di tujuan kita, ya.“


3. Aksi yang tepat

Tujuan yang jelas, keyakinan yang benar dan kuat memerlukan aksi yang tepat. Tujuan yang jelas tanpa aksi yang tepat percuma saja. Sang tujuan pasti tidak tercapai. Misalnya anda menetapkan tujuan: “Mendapat pendapatan Rp. 10 juta per bulan“. Tapi setiap hari anda hanya nonton TV.
Pasti tujuan jelas anda itu tidak akan tercapai.Demikian juga dengan keyakinan yang benar dan kuat. Tanpa aksi, keyakinan itu tidak akan membuat anda mencapai tujuan. Jadi, anda benar-benar membutuhkan aksi untuk mencapai tujuan.

Misalnya anda lapar. Tujuan anda adalah menjadi kenyang. Anda yakin di lemari makan ada makanan. Anda juga yakin anda bisa mengambil dan memakannya. Tapi anda tidak bergerak. Apakah anda akan kenyang? Pasti tidak.

Jadi, apakah aksi lebih penting dari tujuan dan keyakinan? Jelas tidak. Tanpa tujuan, aksi anda tidak akan menghasilkan apa-apa. Anda akan seperti mayat berjalan tanpa tujuan. Tanpa keyakinan, anda pasti diliputi keraguan dan ketakutan. Keraguan dan ketakutan justru membuat anda tidak bertindak sama sekali.

Aksi yang tepat ada tiga. Pertama, belajar. Kedua, praktek apa yang telah dipelajari. Ketiga, evaluasi.

Misalnya anda ingin menjadi pebisnis sukses dengan penghasilan Rp. 100 juta per bulan. Maka anda harus belajar. Apa yang anda pelajari? Anda harus belajar apa-apa saja yang anda perlukan untuk jadi pebisnis sukses. Anda harus belajar tentang ide bisnis, marketing, produk, komunikasi dengan mitra bisnis dan sebagainya.

Setelah belajar pada tahap tertentu, langsung praktekkan. Dengan praktek, anda akan tahu, apakah hasil belajar anda telah cukup atau tidak. Bila cukup, maka anda akan mencapai tujuan anda. Bila ini yang terjadi, anda harus membuat tujuan baru. Dan belajar lagi.

Bila belum cukup – berarti tujuan anda belum tercapai – maka anda harus evaluasi diri. Apa yang masih kurang itu? Bila sudah tahu, anda harus belajar lagi. Begitu terus sampai tujuan anda tercapai. Itulah aksi yang tepat.

Bagaimana anda bisa belajar dengan lebih baik? Ada satu rumus yang bagus. Belajar lah dari orang-orang yang sudah sukses.

Contoh sederhana bila anda ingin naik ke puncak gunung untuk pertama kalinya. Mana yang lebih baik? Anda naik bersama teman-teman yang belum pernah naik gunung juga? Atau naik gunung bersama orang yang sudah pernah naik gunung sampai ke puncaknya? Pasti yang disebut terakhir lebih baik.

Karena itu belajar lah dari orang yang telah sukses. Ingin jadi artis sukses, belajar dari artis sukses. Ingin jadi pebisnis sukses, belajar dari pebisnis sukses. Kemungkinan suksesnya pasti jauh lebih besar. Selamat beraksi. Belajar. Praktekkan. Evaluasi.

BEKERJA CERDAS



Zaman dahulu kala ada sebuah desa kecil yang indah. Tempat itu sangat menyenangkan, sayangnya di sana ada sebuah masalah. Desa itu tak punya air jika hujan tidak turun. Untuk menuntaskan masalah itu selamanya, para tetua desa memutuskan menawarkan kontrak bagi pengiriman air harian ke sana. Dua orang mengajukan diri melakukan tugas itu dan para tetua memberikan kontrak itu kepada mereka berdua. Mereka merasa bahwa persaingan akan menekan harga hingga tetap rendah dan menjamin persediaan cadangan air.

Orang pertama yang mendapat kontrak itu, Ed, langsung berlari pergi, membeli dua ember baja dan mulai berlari bolak-balik menyusuri jalan setapak menuju danau yang jaraknya satu setengah kilometer dari desa. la langsung mulai menghasilkan uang saat bekerja keras dari pagi hingga petang, mengangkut air dari danau dengan kedua embernya. la menuangnya ke dalam tangki penyimpanan terbuat dari beton yang relah dibangun penduduk desa itu. Setiap pagi ia harus bangun sebelum yang lain supaya bisa memastikan ada cukup air bagi penduduk desa saat mereka memerlukannya, Ia harus bekerja keras, tapi ia sangat senang karena bisa menghasilkan uang dan karena mendapatkan salah satu kontrak ekslusif dalam bisnis penyediaan air itu.

Pemegang kontrak kedua, Bill, beberapa saat menghilang. Ia tidak terlihat selama berbulan-bulan, yang membuat Ed sangat bahagia karena ia jadi tidak mempunyai saingan. Ed mendapatkan semua pemasukan. Bukannya membeli dua ember untuk bersaing dengan Ed, Bill membuat rencana usaha, Mendirikan Perusahaan, mendapatkan empat penanam modal, mengangkat seorang presiden eksekutif untuk melakukan pekerjaannya, dan kembali enam bulan kemudian dengan kru bangunan. Dalam waktu satu tahun timnya telah membangun jaringan pipa baja antikarat bervolume besar yang menyambungkan desa dengan danau.

Pada pesta pembukaan, Bill mengumumkan bahwa airnya lebih bersih daripada air Ed. Bill tahu banyak keluhan tentang kotoran dalam air Ed. Bill juga mengumumkan bahwa ia bisa memasok air untuk desa selama 24 jam sehari, tujuh hari seminggu. Ed hanya bisa mengantarkan air pada hari kerja….. ia tidak bekerja pada akhir pekan. Lalu Bill mengumumkan bahwa ia akan memberikan harga 75% lebih murah daripada Ed untuk sumber air yang berkualitas lebih tinggi dan lebih bisa diandalkan. Penduduk desa bersorak sorai dan langsung berlari ke kran di ujung saluran pipa Bill.

Supaya bisa bersaing, Ed langsung menurunkan harga sebanyak 75%, membeli dua ember lagi, menambahkan penutup pada embernya, dan mulai mengangkut empat ember satu kali jalan. Untuk memberikan pelayanan yang lebih baik. Ia memperkejakan anak laki-lakinya untuk membantunya melakukan giliran kerja malam dan pada akhir pekan. Ketika mereka pergi bersekolah di perguruan tinggi, ia berkata kepada mereka, “Cepatlah kembali karena suatu saat bisnis ini akan menjadi milik kalian.”

Entah kenapa, setelah lulus perguruan tinggi, kedua putranya tak pernah kembali. Akhirnya Ed mendapat masalah-masalah kepegawaian. Serikat buruh menuntut kenaikan gaji, peningkatan tunjangan, dan ingin anggotanya hanya mengangkut satu ember sekali jalan.

Bill, di lain pihak, sadar bahwa jika desa itu membutuhkan air berarti desa-desa yang lain juga membutuhkannya. la memilis ulang rancangan bisnisnya. dan pergi untuk menjual sistem penyaluran air bersihnya. yang berkecepatan tinggi, bervolume besar, dan berbiaya rendah ke desa-desa di seluruh negeri. la hanya mendapat keuntungan satu penny untuk setiap ember air yang disalurkan, tapi ia mengirimkan miliaran ember air setiap, hari, dan sermua uang itu mengalir ke dalam rekening banknya. Bill telah membangun saluran pipa untuk mengalirkan uang bagi dirinya sendiri selain untuk menyalurkan air ke desa-desa.

Bill hidup bahagia selamanya, dan Ed bekerja keras seumur hidupnya dan selalu mempunyai masalah finansial.

Tamat.

Dari kisah diatas dapat kita simpulkan bahwa bekerja keras itu perlu tapi alangkah baiknya kalau kita mulai bekerja dengan cerdas. Apa yang dilakukan Ted adalah contoh orang-orang yang bekerja keras. Sedang Bill adalah contoh orang yang bekerja dengan cerdas.

Hidup ini adalah pilihan, Kita tinggal pilih bekerja keras seumur hidup atau kita bekerja dengan cerdas dengan hasil yang LUAR BIASA. Orang yang bekerja cerdas adalah orang yang bisa melakukan lebih dibanding biasanya. Mereka bisa memanfaatkan segala sumber daya yang ada untuk menggapai sukses. Tentunya untuk konotasi yang baik. Seorang Koruptor itu bukanlah bekerja cerdas, tapi bekerja dengan bodoh. Orang yang bekerja dengan cerdas itu bisa memberi manfaat bagi diri dan orang lain dengan potensi yang lebih. Semoga sekelumit kisah ini bias berguna bagi kita semua.

CITA - CITA MURID SD


Di kisahkan pada suatu desa yang terpencil yang mana mayoritas penduduknya dibawah garis kemiskinan, terdapat sebuah sekolah dasar. Tentunya sekolah tersebut tidak terlalu mewah dikarenakan seluruh muridnya adalah anak-anak dari penduduk desa sekitar yang hidupnya pas-pasan.

Di pagi yang cerah, mulailah aktivitas sekolah dasar tersebut. Seperti biasanya Bapak Guru mulai tugas awalnya dengan terlebih dahulu melakukan doa sebelum pelajaran dimulai. Setelah beberapa jam berlalu Pak Guru yang kebetulan mengajar pelajaran Bahasa Indonesia ini memberi tugas terhadap siswanya. “ Anak-anak, kalian saya beri tugas untuk menulis cita-cita kamu kelak.”, Tulis dengan bahasa yang baik dan benar, Besok dikumpulkan dan kalian harus maju satu persatu untuk menceritakan apa yang kalian Tulis”. Kata Pak Guru. “ Iya, Pak guru !! jawab para murid tersebut.

Setelah pelajaran selesai, semua murid tersebut pulang kerumah masing-masing. Seperti biasanya sehabis sekolah banyak murid yang membantu pekerjaan orang tuanya, ada yang orang tuanya sebagai nelayan, sebagai petani, peternak ayam, buruh pabrik dll.

Menjelang malam baru anak-anak tersebut mulai mengerjakan apa yang diperintahkan oleh bapak gurunya. Dibawah temaram lampu teplok, mereka sibuk menulis cita-citanya. Selesai menulis tersebut mereka nampak puas dan mulai tertidur pulas.

Sang mentari tanpa terasa mulai muncul dibalik punggung bukit, Pagi ini sangat cerah sekali dengan hawa perdesaan yang sangat alami. Mulailah aktivitas desa, ada yang berangkat kesawah, kepantai, dll. Begitu juga para anak-anak desa tersebut, mulai berangkat satu persatu dari rumah mereka menuju kesekolah dasar dengan pakaian sederhana dan sandal japit.

Seperti biasanya, pelajaran dimulai, “ Anak-anak, kalian nanti maju satu-satu dan ceritakan apa yang menjadi cita-cita kamu kelak”, Kata pak Guru. “Apa kalian sudah siap, anak-anak” ! Kata pak guru. “Siap, Pak ! teriak anak-anak dengan antusias. “Sekarang kamu Budi, maju kedepan !, perintah pak Guru. Budi mulai menceritakan cita-citanya, kalau saya besar nanti saya mau jadi petani seperti bapak Saya, ucap budi di depan kelas. “Bagus Budi, wujudkan cita-cita kamu, “ Kata Pak guru. Akhirnya satu persatu para murid menceritakan cita-citanya, ada yang menjadi Nelayan, Petani, Kerja Pabrik, Ibu rumah tangga, tentara dll. Akhirnya giliran si Anang untuk menceritakan apa yang menjadi cita-cita. Anang maju ke depan kelas dan mulai menceritakan cita-citanya,” Kelak kalau saya besar saya ingin mempunyai rumah yang bagus diatas bukit dengan dikelilingi kebun yang luas dimana banyak sekali pertenakan disana sini dan mempunyai mobil yang mewah,” cerita Anang dengan semangat. Tentunya cerita cita-cita Anang ini ditertawakan oleh teman-temannya dan gurunya sendiri. Setelah cerita Anang ditegur oleh gurunya,” Anang !, kamu kan saya suruh menulis cita-cita kamu, bukan impian kamu,” kata Pak Guru. “Maaf pak guru, inilah cita-cita saya”, Ujar si Anang. “Sekarang Tugasmu Pak Guru kembalikan,” Kamu harus tulis ulang cita-citamu dan besok kamu kumpulkan ke saya,” Kata pak Guru. “ Baik pak Guru”, Kata si Anang.

Singkat cerita, keesokkan harinya si Anang dipanggil oleh Pak Guru didepan kelas, “ Anang sini, mana tugas mu kemarin,” kata pak guru. Anang berdiri dan membawa tugas tersebut ke pak Guru. “Coba, kamu ceritakan didepan teman-temanmu apa yang menjadi cita-cita kamu,” kata pak guru. Anang mulai menceritakan cita-citanya,” Kelak kalau saya besar saya ingin mempunyai rumah yang bagus diatas bukit dengan dikelilingi kebun yang luas dimana banyak sekali pertenakan disana sini dan mempunyai mobil yang mewah,” cerita Anang dengan serius. “ Anang, sini !, kamu saya suruh nulis ulang cita-citamu bukan impianmu,” kata Pak Guru. “ Maaf pak, memang inilah cita-cita saya, buka impian saya pak guru,” ujar Anang. “ Saya ingin kamu menulis ulang cita-citamu lagi besok dikumpulkan, Jika kamu menulis lagi yang sama kamu akan mendapat nilai yang jelek dari saya,” Kata pak guru dengan tegas.

Keesokan harinya, Anang disuruh maju kembali dan menceritakan cita-citanya yang baru ditulisnya. Ternyata kembali Anang menceritakan hal yang sama seperti yang dia tulis kemarin. Tentunya cerita Anang tidak memuaskan hati bapak gurunya. Akhirnya si Anang mendapat nilai jelak karena dianggap bodah dan tidak tau keadaannya sekarang ini seperti apa.

Singkat cerita, 32 tahun sudah berlalu pak guru yang mengajar disekolah dasar tersebut mengadakan study tour untuk menambah wawasan para anak didiknya tentang mata pelajaran Biologi, Dibawahlah anak-anak tersebut kesebuah peristirahatan (villa) yang letakknya di atas bukit dan terkenal didesa tersebut dengan perternakan yang banyak dan dikelilingi perkebunan yang subur. Sesampainya ditempat tersebut, Pak guru dan anak-anak nampak kagum dengan keadaan disekitar mereka. Pak guru berkata terhadap anak-anak, “ Wah luar biasa tempat ini, tentunya pemiliknya adalah orang hebat dan luarbiasa” sampai bisa memiliki tempat sebagus dan semewah ini.” “ Pemilik tempat ini adalah murid bapak yang dulu bapak anggap bodoh dan bisanya bermimpi,” kata seseorang yang keluar dari pintu sebuah rumah mewah menyambut kedatangan rombongan pak guru. Kata-kata orang tersebut mengingatkan pak guru dengan seorang muridnya 32 tahun yang lalu yang mempunyai cita-cita yang dianggap aneh dan tidak mungkin terwujud.

Dari kisah tersebut diatas kita bisa mengambil sebuah kesimpulan, bahwa kita hidup tidak lepas dari sebuah impian, bukankah sebuah kesuksesan berawal dari sebuah impian. Apa yang kita lihat sekarang dan rasakan sekarang adalah dulu merupakan sebuah impian. Kita bisa menikmati nyala lampu, komputer, mobil, pesawat, pergi kebulan dll itu merupakan sebuah impian para penemunya. Dimana dulu mereka yang mencoba mewujudkan impian tersebut dianggap gila oleh sebagian orang. Sebuah impian tidak akan dapat terwujud jika kita tidak gigih dalam mewujudkan impian kita tersebut.

CERITA TENTANG KATAK KECIL


Disebuah Negara Katak terjadi acara yang sangat meriah yaitu sebuah perlombaan untuk memperingati HUT Kemerdekaan Kerajaan Katak yang ke 64. Perlombaannya sangat ramai dan diikuti oleh ratusan peserta dengan penonton yang ribuan jumlahnya.

Perlombaannya adalah, barang siapa yang bisa memanjat tiang menara yang sangat tinggi maka akan menjadi juara dan mendapat hadiah utama. Pesertanya adalah katak-katak kecil, Penonton berkumpul bersama mengelilingi menara untuk menyaksikan perlombaan dan memberikan semangat kepada para peserta...

Perlombaan pun dimulai...

Secara jujur :

Tak satupun penonton benar-benar percaya bahwa katak-katak kecil akan bisa berhasil mencapai puncak menara.

Terdengar ada yang berkata :

"Oh, jalannya terlalu susahhhhh!!!

Mereka TIDAK AKAN BISA sampai ke puncak." Atau :

"Tidak ada kesempatan untuk berhasil... Menaranya terlalu tinggi...!!!

Katak-katak kecil mulai berjatuhan, satu per satu......, Kecuali mereka yang tetap bersemangat menaiki menara perlahan-lahan semakin tinggi... dan semakin tinggi...

Penonton terus bersorak...

Terlalu susah!!! Tak seekor pun yang akan berhasil !!!"

Lebih banyak lagi katak kecil yang lelah dan menyerah...

...Tapi ada SATU yang tetap melangkah hingga semakin tinggi dan tinggi...

DIA TAK KENAL MENYERAH !!!

Akhirnya yang lain telah menyerah untuk menaiki menara. Kecuali seekor katak kecil yang begitu berusaha keras dan menjadi satu-satunya yang BERHASIL sampai KE PUNCAK!!!

Semua katak kecil yang lain ingin tahu bagaimana katak ini bisa melakukannya ???

Seekor peserta bertanya bagaimana cara katak yang berhasil itu mempunyai KEKUATAN untuk mencapai TUJUAN???

Ternyata...

Katak yang menjadi Pemenang itu TULI!!!

Nasihat dari cerita ini adalah :

Jangan sekali-kali mendengar kata orang lain yang mempunyai kecenderungan negatif ataupun pesimis... …karena mereka akan mengambil sebahagian besar mimpi kita dan menjauhkannya dari kita...

Selalulah ingat kata-kata bertuah yang ada...

Karena segala sesuatu yang kita dengar dan baca akan mempengaruhi perilaku kita !!!

Karena itu: Selalu tetap...bersikap... POSITIF!!!

Dan yang terpenting:

Bersikap TULI jika ada orang mengatakan bahwa kita tidak bisa mencapai cita-cita kita!!!






GEMA KEHIDUPAN



Pada liburan panjang, Nampak seorang bapak dan putranya yang kecil asyik berjalan-jalan disebuah lembah diperbukitan yang indah dan sejuk. Mereka telihat riang gembira sambil berlari-lari kecil disebuah pematang kebun yang disekitarnya penuh dengan tanaman buah buahan.

Karena senangnya tidak terasa anak kecil berlari sambil bercanda terantuk sebuah batu dan terjatuh, sepontan anak tersebut berteriak “ Aduuh “, dari kejahuan terdengar suara lain dengan bunyi yang sama “ Aduuh “. Anak kecil tersebut merasa penasaran, siapa sih yang iseng mengikuti teriakkan ku. Akhirnya anak kecil itu berteriak,” Hai, siapa kamu”. Dari kejahuan terdengar lagi suara yang sama “ Hai, siapa kamu”. Anak kecil itu semakin marah, “ Hai, kalau kamu berani keluar kau, pengecut”, teriak anak itu sekali lagi. Ternyata dia mendapat jawaban yang sama yaitu “ Hai, kalau kamu berani keluar kau, pengecut,” terdengar suara lain dari jarak yang jauh.

Dari kejahuan bapaknya mengawasi tingkah laku anaknya, kemudian didekatilah anak tersebut. Sambil berteriak “ Kamu LUAR BIASA”. Dari kejahuan terdengar lagi suara yang sama yaitu “ Kamu LUAR BIASA “. Kemudian bapak anak tersebut berteriak lagi “ Kamu HEBAT “, maka dari kejahuan terdengar lagi balasan yang sama “ Kamu Hebat “.

Anak kecil tersebut akhirnya bertanya kepada bapaknya, “ Suara siapa sih itu tadi, kok selalu mengikuti apa yang kita ucapkan”. “ Itu adalah pantulan suara yang disebut dengan Gema, anakku,” jawab bapaknya.

Didunia ini apa yang kita lakukan maka akan kembali kepada kita sendiri, Jika kita selalu berpikir dan berkata-kata positif maka alam akan merespon dengan hal yang positif pula begitu pula sebaliknya, Jika kita sering melakukan hal-hal yang negative maka alam akan melakukan reaksi yang negative pula.

Jika kita yakin bisa melakukan yang LUAR BIASA maka alam mewujudkan menjadi LUAR BIASA.

KISAH PEMANCING DAN ANAK DESA



Dihari yang cerah dipinggir sebuah danau, nampak anak-anak kecil sedang asik mandi dan bermain air. Mereka nampak riang gembira dan penuh canda tawa. Dipojok danau terlihat seorang bapak yang lagi asik memancing. Setiap hari bapak tersebut mencari ikan dengan cara memancing. Berangkat pagi pulang sore dengan membawa banyak ikan hasil pancingan. Tentunya hasil pancingan tersebut sebagai lauk pauk keluarganya dan sebagian dijual untuk menambah penghasilan.

Hampir setiap hari kegiatan ditepi danau tidak pernah sepi dan berubah, begitu damai dan tenang. Rupanya ada salah satu anak yang memperhatikan kegiatan bapak pemancing setiap harinya. Didekati bapak tersebut, “ Bapak bolehkan saya belajar memancing seperti bapak,” Tanya anak kecil tersebut. “ Hai anak kecil, kamu tidak perlu belajar memancing ikan seperti aku, “ “ Kamu boleh mengambil sesukamu ikan yang telah berhasil bapak pancing,” Kata bapak pemancing. “ Saya tidak ingin ikan dari bapak, tapi saya ingin belajar dan bisa mencari ikan seperti bapak,” Jawab anak kecil tersebut. “ Boleh, Besok kita janjian disini untuk belajar memancing,” Tantang bapak pemancing.

Keesokan harinya, mereka berkumpul ditempat biasanya, Mulailah mereka dengan belajar membuat pemancingnya. Setelah pemancingnya jadi dibuat, dimulailah kegiatan memancing. “ Pertama-tama, pasang umpan dan beri umpan yang baik, kedua lemparkan sejauh mungkin ketengah danau,” Kata bapak pemancing. “ Dalam memancing harus mempunyai tujuan, apa tujuan memancing yaitu pertama mencari ikan yang sebanyak-banyaknya dan tujuan kedua adalah cari tempat yang strategis dan banyak ikannya,”, “ Kamu harus sabar menunggu, dengan kesabaran kamu pasti akan mendapat hasil,” Lanjut bapak pemancing. “Jangan mudah putus asa, cari dan cari tempat yang bagus dan banyak ikannya.” “ Lihat ! rupanya pemancing mu sudah ada ikan yang memakannya,” Teriak bapak pemancing. “Agar ikannya tidak lepas, jangan kamu tarik pancingnya langsung, nanti justru akan lepas ikannya, Ulur dan tari sedikit dan yakin ujung kail sudah menacap dimulut ikan baru kamu tarik,” Kata Bapak pemancing. Semua intruksi bapak pemancing diikuti oleh anak kecil tersebut. Dan benar, mencari ikan itu mudah jika kita tahu caranya. Betapa gembiranya hati anak kecil tersebut, karena dia sudah bisa menjadi pemancing hebat.

Dari Kisah diatas kita bisa manarik sebuah kesimpulan bahwa untuk menjadi sukses, maka kita harus belajar kepada orang yang sukses pula, ikuti nasehat yang mereka berikan. Contoh diatas menunjukkan bahwa anak tersebut tidak mau ikan yang diberikan langsung oleh bapak pemacing, ia tidak ingin hasil tapi ia ingin tahu bagaimana caranya agar bisa mendapat hasil. Sebab proseslah yang membuat anak itu berhasil. Tujuan yang jelas, keyakinan yang kuat, kesabaran dalam menghadapi kegagalan dan tindakan/cara yang tepatlah yang bisa mengantarkannya menjadi pemacing yang sukses. Semoga kisah sederhana ini bisa bermanfaat bagi kita semua.

KISAH SEEKOR BELALANG


Seekor belalang telah lama terkurung dalam sebuah kotak. Suatu hari ia berhasil keluar dari kotak yang mengurungnya tersebut. Dengan gembira ia melompat-lompat menikmati kebebasannya.
Di perjalanan dia bertemu dengan seekor belalang lain. Namun dia keheranan mengapa belalang itu bisa melompat lebih tinggi dan lebih jauh darinya.

Dengan penasaran ia menghampiri belalang itu, dan bertanya, “Mengapa kau bisa melompat lebih tinggi dan lebih jauh, padahal kita tidak jauh berbeda dari usia ataupun bentuk tubuh ?”.

Belalang itu pun menjawabnya dengan pertanyaan, “Dimanakah kau selama ini tinggal? Karena semua belalang yang hidup di alam bebas pasti bisa melakukan seperti yangaku lakukan”.

Saat itu si belalang baru tersadar bahwa selama ini kotak itulah yang membuat lompatannya tidak sejauh dan setinggi belalang lain yang hidup di alam bebas.

Renungan :
Kadang-kadang kita sebagai manusia, tanpa sadar, pernah juga mengalami hal yang sama dengan belalang.

Lingkungan yang buruk, hinaan, trauma masa lalu, kegagalan yang beruntun, perkataan teman atau pendapat tetangga, seolah membuat kita terkurung dalam kotak semu yangmembatasi semua kelebihan kita. Lebih sering kita mempercayai mentah-mentah apapun yang mereka voniskan kepada kita tanpa pernah berpikir benarkah Anda separah itu? Bahkan lebih buruk lagi, kita lebih memilih mempercayai mereka daripada mempercayai diri sendiri.

Tidakkah Anda pernah mempertanyakan kepada nurani bahwa Anda bisa “melompat lebih tinggi dan lebih jauh” kalau Anda mau menyingkirkan “kotak” itu ? Tidakkah Anda ingin membebaskan diri agar Anda bisa mencapai sesuatu yang selama ini Anda anggap diluar batas kemampuan Anda?

Beruntung sebagai manusia kita dibekali Tuhan kemampuan untuk berjuang, tidak hanya menyerah begitu saja pada apa yang kita alami. Karena itu teman, teruslah berusaha mencapai apapun yang Anda ingin capai. Sakit memang, lelah memang, tapi bila Anda sudah sampai di puncak, semua pengorbanan itu pasti akan terbayar.

Kehidupan Anda akan lebih baik kalau hidup dengan cara hidup pilihan Anda. Bukan cara hidup seperti yang mereka pilihkan untuk Anda.

KISAH ANAK RAJAWALI



Disuatu hutan terlihat sedang terjadi badai yang dasyat, Angin puting beliung begitu hebatnya. Pohon seperti akan roboh ditiup angin yang sangat kencangnya. Hewan-hewan semua sedang sembunyi disarangnya masing-masing. Terlihat sebuah sarang burung diujung pohon yang tinggi yang bergerak mengikuti gerakan pohon yang tertiup angin, seakan mau lepas dari pohon tersebut. Begitu kencangnya hembusan angin…. akhirnya terbang juga sarang tersebut dan jatuh di pinggir hutan.

Setelah badai redah, dan alam menjadi normal. Kegiatan sudah mulai berjalan seperti biasanya. Ada seorang pencari kayu yang berangkat ketengah hutan. Sesampainya ditepi hutan, ia melihat sarang burung yang jatuh, dibuka dan dilihatnya isinya. Ternyata isinya sebuah telur dengan bentuk yang lebih besar dari telur yang pernah ia lihat dikampungnya.

Karena merasa kasihan, dibawa pulanglah telur tersebut. Kebetulan pencari kayu ini mempunyai peternakan ayam. Ditaruhlah telur tersebut kesalah satu pertarangan tempat ayam betina yang mengerami telurnya. Setelah beberapa hari lamanya, akhirnya menetaslah telur tersebut, termasuk telur yang ditemukan dipinggir hutan tersebut.

Karena mereka dierami oleh induk yang sama, maka tentulah anak-anak ayam tersebut selalu main bersama, bentuk mereka pun sama, mempunyai sayap, paruh, dan kedua kaki. Anak-anak ayam tersebut makan dengan makanan yang sama. Hingga beberapa bulan, anak-anak ayam tersebut sudah mulai besar.

Anak-anak ayam dan induknya, nampak bermain dan mencari makan di ladang bapak pencari kayu. Nun jauh dilangit, terlihat burung rajawali yang sedang mengawasi anak-anak ayam tersebut. Burung tersebut terbang berputar-putar dengan gagahnya. Sekali-kali menukik kebawah kearah anak ayam tersebut. Tentulah anak ayam dan iduknya berlari untuk berlindung. “ Woo, gagahnya hewan itu, bisa terbang dan tentunya bisa pergi kemanapun ia mau, Aku ingi bisa terbang seperti itu,” gumam anak ayam berbeda bentuk. “Ah, mana mungkin kita bisa terbang seperti itu, kita kan cuma anak ayam,” Komentar anak ayam satunya.

Karena kagumnya anak ayam yang berbeda tersebut keluar dari persembunyiannya untuk melihat Rajawali yang gagah tersebut. “ Hai, kamu kenapa kamu diam saja seperti ayam, jalan dan mematuk-matuk tanah, Terbanglah kemari bersamaku” teriak Rajawali tersebut. “ Aku ayam dan bukan seperti engkau yang bisa terbang diangkasa,” jawab anak ayam tersebut. “ Cobalah terbang, maka kamu akan bisa,” teriak Rajawali dari atas. “ Aku tidak bisa, karena aku ayam,” Teriak anak ayam tersebut.

Akhirnya Rajawali tersebut menukik dengan cepat dan menyambar anak ayam tersebut, sekali terkam weees berhasillah anak ayam tersebut diraihnya. Dibawah terbang sangat tinggi oleh Rajawali. “ Lepaskan aku, aku takut, aku tidak bisa terbang,” Teriak anak ayam tersebut. “ Kamu bukan ayam, cobalah belajar terbang,” Teriak Rajawali.

Dilepaskanlah anak ayam tersebut. Dan jatuhlah kebawah ….. “ Hai, buka sayapmu, rentangkanlah, kepak-kepakkanlah sayapmu …. Pasti kamu bisa terbang,” Teriak Rajawali. Ayam tersebut akhirnya melakukan perintah Rajawali, dikepak-kepakan sayapnya dan wuus dia mulai dapat menahan laju jatuh badan nya, dikepak-kepakan lagi dan ia mulai bisa terbang. “ Hore, aku bisa terbang,” Teriak anak ayam tersebut. “ Benarkan… kamu bukan anak ayam, kamu sama seperti aku, yaitu seekor burung Rajawali,” Teriak burung Rajawali

Dari Kisah diatas kita bisa manarik sebuah kesimpulan bahwa kita harus bisa mengenal jadi diri kita sendiri, Kemampuan yang terpendam yang kita miliki kalau tidak kita gali maka kita tidak pernah bisa melakukan apa yang sebetulnya bisa kita lakukan. Anak ayam yang sebetulnya anak seekor burung rajawali, merasa dirinya sebagai anak ayam, padahal dia punya kemampuan untuk bisa terbang seperti burung.

Mencoba dan mencoba adalah cara yang baik untuk mencari jati diri dan menggali kemampuan yang kita miliki. Karena kemampuan diri inilah yang dapat mengantar kita bisa menjadi orang sukses. Cobalah untuk menjadi diri sendiri. Semoga cerita Rajawali ini bisa bermanfaat bagi kita semua.

KISAH HONDA

Cobalah amati kendaraan yang melintasi jalan raya. Pasti, mata Anda selalu terbentur pada Honda, baik berupa mobil maupun motor. Merk kendaran ini menyesaki padatnya lalu lintas, sehingga layak dijuluki “raja jalanan”.

Namun, pernahkah Anda tahu, sang pendiri “kerajaan” Honda - Soichiro Honda - diliputi kegagalan. Ia juga tidak menyandang gelar insinyur, lebih-lebih Profesor seperti halnya B.J. Habibie, mantan Presiden RI. Ia bukan siswa yang memiliki otak cemerlang. Di kelas, duduknya tidak pernah di depan, selalu menjauh dari pandangan guru. “Nilaiku jelek di sekolah. Tapi saya tidak bersedih, karena dunia saya disekitar mesin, motor dan sepeda,” tutur tokoh ini, yang meninggal pada usia 84 tahun, setelah dirawat di RS Juntendo, Tokyo, akibat mengindap lever.

Saat merintis bisnisnya Soichiro Honda selalu diliputi kegagalan. Ia sempat jatuh sakit, kehabisan uang, dikeluarkan dari kuliah. Namun ia trus bermimpi dan bermimpi…

Kecintaannya kepada mesin, mungkin ‘warisan’ dari ayahnya yang membuka bengkel reparasi pertanian, di dusun Kamyo, distrik Shizuko, Jepang Tengah, tempat kelahiran Soichiro Honda. Di bengkel, ayahnya memberi cathut (kakak tua) untuk mencabut paku. Ia juga sering bermain di tempat penggilingan padi melihat mesin diesel yang menjadi motor penggeraknya.
Di situ, lelaki kelahiran 17 November 1906, ini dapat berdiam diri berjam-jam. Di usia 8 tahun, ia mengayuh sepeda sejauh 10 mil, hanya ingin menyaksikan pesawat terbang.
Ternyata, minatnya pada mesin, tidak sia-sia. Ketika usianya 12 tahun, Honda berhasil menciptakan sebuah sepeda pancal dengan model rem kaki. Tapi, benaknya tidak bermimpi menjadi usahawan otomotif. Ia sadar berasal dari keluarga miskin. Apalagi fisiknya lemah, tidak tampan, sehingga membuatnya rendah diri.

Di usia 15 tahun, Honda hijrah ke Jepang, bekerja Hart Shokai Company. Bosnya, Saka Kibara, sangat senang melihat cara kerjanya. Honda teliti dan cekatan dalam soal mesin. Setiap suara yang mencurigakan, setiap oli yang bocor, tidak luput dari perhatiannya. Enam tahun bekerja disitu, menambah wawasannya tentang permesinan. Akhirnya, pada usia 21 tahun, bosnya mengusulkan membuka suatu kantor cabang di Hamamatsu. Tawaran ini tidak ditampiknya.

Di Hamamatsu prestasi kerjanya tetap membaik. Ia selalu menerima reparasi yang ditolak oleh bengkel lain. Kerjanya pun cepat memperbaiki mobil pelanggan sehingga berjalan kembali. Karena itu, jam kerjanya larut malam, dan terkadang sampai subuh. Otak jeniusnya tetap kreatif. Pada zaman itu, jari-jari mobil terbuat dari kayu, hingga tidak baik meredam goncangan. Ia punya gagasan untuk menggantikan ruji-ruji itu dengan logam. Hasilnya luarbiasa. Ruji-ruji logamnya laku keras, dan diekspor ke seluruh dunia. Di usia 30, Honda menandatangani patennya yang pertama.
Setelah menciptakan ruji, Honda ingin melepaskan diri dari bosnya, membuat usaha bengkel sendiri. Ia mulai berpikir, spesialis apa yang dipilih? Otaknya tertuju kepada pembuatan Ring Pinston, yang dihasilkan oleh bengkelnya sendiri pada tahun 1938. Sayang, karyanya itu ditolak oleh Toyota, karena dianggap tidak memenuhi standar. Ring buatannya tidak lentur, dan tidak laku dijual. Ia ingat reaksi teman-temannya terhadap kegagalan itu. Mereka menyesalkan dirinya keluar dari bengkel.

Kuliah

Karena kegagalan itu, Honda jatuh sakit cukup serius. Dua bulan kemudian, kesehatannya pulih kembali. Ia kembali memimpin bengkelnya. Tapi, soal Ring Pinston itu, belum juga ada solusinya. Demi mencari jawaban, ia kuliah lagi untuk menambah pengetahuannya tentang mesin. Siang hari, setelah pulang kuliah - pagi hari, ia langsung ke bengkel, mempraktekan pengetahuan yang baru diperoleh. Setelah dua tahun menjadi mahasiswa, ia akhirnya dikeluarkan karena jarang mengikuti kuliah.

“Saya merasa sekarat, karena ketika lapar tidak diberi makan, melainkan dijejali penjelasan bertele-tele tentang hukum makanan dan pengaruhnya,” ujar Honda, yang gandrung balap mobil. Kepada Rektornya, ia jelaskan maksudnya kuliah bukan mencari ijasah. Melainkan pengetahuan. Penjelasan ini justru dianggap penghinaan.

Berkat kerja kerasnya, desain Ring Pinston-nya diterima. Pihak Toyota memberikan kontrak, sehingga Honda berniat mendirikan pabrik. Eh malangnya, niatan itu kandas. Jepang, karena siap perang, tidak memberikan dana. Ia pun tidak kehabisan akal mengumpulkan modal dari sekelompok orang untuk mendirikan pabrik. Lagi-lagi musibah datang. Setelah perang meletus, pabriknya terbakar dua kali.

Namun, Honda tidak patah semangat. Ia bergegas mengumpulkan karyawannya. Mereka diperintahkan mengambil sisa kaleng bensol yang dibuang oleh kapal Amerika Serikat, digunakan sebagai bahan mendirikan pabrik. Tanpa diduga, gempa bumi meletus menghancurkan pabriknya, sehingga diputuskan menjual pabrik Ring Pinstonnya ke Toyota. Setelah itu, Honda mencoba beberapa usaha lain. Sayang semuanya gagal.

Akhirnya, tahun 1947,setelah perang Jepang kekurangan bensin. Di sini kondisi ekonomi Jepang porak-poranda. Sampai-sampai Honda tidak dapatmenjual mobilnya untuk membeli makanan bagi keluarganya. Dalam keadaan terdesak, ia memasang motor kecil pada sepeda. Siapa sangka, “sepeda motor” - cikal bakal lahirnya mobil Honda - itu diminati oleh para tetangga. Mereka berbondong-bondong memesan, sehingga Honda kehabisan stok. Disinilah, Honda kembali mendirikan pabrik motor. Sejak itu, kesuksesan tak pernah lepas dari tangannya. Motor Honda berikut mobinya, menjadi “raja” jalanan dunia, termasuk Indonesia.

Soichiro Honda mengatakan, janganlah melihat keberhasilan dalam menggeluti industri otomotif. Tapi lihatlah kegagalan-kegagalan yang dialaminya. “Orang melihat kesuksesan saya hanya satu persen. Tapi, mereka tidak melihat 99% kegagalan saya”, tuturnya. Ia memberikan petuah ketika Anda mengalami kegagalan, yaitu mulailah bermimpi, mimpikanlah mimpi baru dan berusahalah untuk merubah mimpi itu menjadi kenyataan.

Kisah Honda ini, adalah contoh bahwa Suskes itu bisa diraih seseorangdengan modal seadanya, tidak pintar di sekolah, ataupun berasal dari keluarga miskin. Jadi buat apa kita putus asa bersusah hati merenungi nasib dan kegagalan. Tetaplah tegar dan teruslah berusaha, lihatlah Honda sang “Raja” jalanan.

Kami keluarga besar motor Honda percaya tahun 2005 adalah tahun milk Anda. Teruslah berkarya dan berusaha . Kami turut berdoa, semoga tahun 2005 adalah tahun keberhasilan bagi Anda dan kita semua. Amiiin…

5 Resep keberhasilan Honda :

1. Selalulah berambisi dan berjiwa muda.
2. Hargailah teori yang sehat, temukan gagasan baru, khususkan waktu memperbaiki produksi.
3. Senangilah pekerjaan Anda dan usahakan buat kondisi kerja Anda senyaman mungkin.
4. Carilah irama kerja yang lancar dan harmonis.
5. Selalu ingat pentingnya penelitian dan kerja sama.



KISAH PENEBANG KAYU



Alkisah, seorang pedagang kayu menerima lamaran seorang pekerja untuk menebang pohon di hutannya. Karena gaji yang dijanjikan dan kondisi kerja yang bakal diterima sangat baik, sehingga si calon penebang pohon itu pun bertekad untuk bekerja sebaik mungkin.

Saat mulai bekerja, si majikan memberikan sebuah kapak dan menunjukkan area kerja yang harus diselesaikan dengan target waktu yang telah ditentukan kepada si penebang pohon.

Hari pertama bekerja, dia berhasil merobohkan 8 batang pohon. Sore hari, mendengar hasil kerja si penebang, sang majikan terkesan dan memberikan pujian dengan tulus, “Hasil kerjamu sungguh luar biasa! Saya sangat kagum dengan kemampuanmu menebang pohon-pohon itu. Belum pernah ada yang sepertimu sebelum ini. Teruskan bekerja seperti itu”.

Sangat termotivasi oleh pujian majikannya, keesokan hari si penebang bekerja lebih keras lagi, tetapi dia hanya berhasil merobohkan 7 batang pohon. Hari ketiga, dia bekerja lebih keras lagi, tetapi hasilnya tetap tidak memuaskan bahkan mengecewakan. Semakin bertambahnya hari, semakin sedikit pohon yang berhasil dirobohkan. “Sepertinya aku telah kehilangan kemampuan dan kekuatanku, bagaimana aku dapat mempertanggungjawabkan hasil kerjaku kepada majikan?” pikir penebang pohon merasa malu dan putus asa. Dengan kepala tertunduk dia menghadap ke sang majikan, meminta maaf atas hasil kerja yang kurang memadai dan mengeluh tidak mengerti apa yang telah terjadi.

Sang majikan menyimak dan bertanya kepadanya, “Kapan terakhir kamu mengasah kapak?”

“Mengasah kapak? Saya tidak punya waktu untuk itu, saya sangat sibuk setiap hari menebang pohon dari pagi hingga sore dengan sekuat tenaga”. Kata si penebang. “Nah, disinilah masalahnya. Ingat, hari pertama kamu kerja? Dengan kapak baru dan terasah, maka kamu bisa menebang pohon dengan hasil luar biasa. Hari-hari berikutnya, dengan tenaga yang sama, menggunakan kapak yang sama tetapi tidak diasah, kamu tahu sendiri, hasilnya semakin menurun. Maka, sesibuk apapun, kamu harus meluangkan waktu untuk mengasah kapakmu, agar setiap hari bekerja dengan tenaga yang sama dan hasil yang maksimal.

Sekarang mulailah mengasah kapakmu dan segera kembali bekerja !” perintah sang majikan. Sambil mengangguk-anggukan kepala dan mengucap terimakasih, si penebang berlalu dari hadapan majikannya untuk mulai mengasah kapak.

MEMBELI WAKTU


Seperti biasa Rudi, Kepala Cabang di sebuah perusahaan swasta terkemuka di Jakarta, tiba di rumahnya pada pukul 9 malam. Tidak seperti biasanya, Imron, putra pertamanya yang baru duduk di kelas dua SD yang membukakan pintu. Ia nampaknya sudah menunggu cukup lama.
"Kok, belum tidur?" sapa Rudi sambil mencium anaknya. Biasanya, Imron memang sudah lelap ketika ia pulang dan baru terjaga ketika ia akan berangkat ke kantor pagi hari. Sambil membuntuti sang ayah menuju ruang keluarga, Imron menjawab, "Aku nunggu Ayah pulang. Sebab aku mau tanya berapa sih gaji Ayah?"

"Lho, tumben, kok nanya gaji Ayah? Mau minta uang lagi, ya ?""Ah, enggak. Pengen tahu aja."
"Oke. Kamu boleh hitung sendiri. Setiap hari Ayah bekerja sekitar 10 jam dan dibayar Rp 400.000,-. Dan setiap bulan rata-rata dihitung 25 hari kerja. Jadi, gaji Ayah dalam satu bulan berapa, hayo ?"

Imron berlari mengambil kertas dan pensilnya dari meja belajar, sementara ayahnya melepas sepatu dan menyalakan televisi. Ketika Rudi beranjak menuju kamar untuk berganti pakaian, Imron berlari mengikutinya.

"Kalau satu hari ayah dibayar Rp 400.000,- untuk 10 jam, berarti satu jam ayah digaji Rp 40.000,- dong," katanya.

"Wah, pinter kamu. Sudah, sekarang cuci kaki, bobok," perintah Rudi.Tetapi Imron tak beranjak. Sambil menyaksikan ayahnya berganti pakaian, Imron kembali bertanya, "Ayah, aku boleh pinjam uang Rp 5.000,- nggak?""Sudah, nggak usah macam-macam lagi. Buat apa minta uang malam-malam begini? Ayah capek. Dan mau mandi dulu. Tidurlah."

"Tapi, Ayah..." Kesabaran Rudi habis. "Ayah bilang tidur !" hardiknya mengejutkan Imron. Anak kecil itu pun berbalik menuju kamarnya. Usai mandi, Rudi nampak menyesali hardikannya.

Iapun menengok Imron di kamar tidurnya. Anak kesayangannya itu belum tidur. Imron didapatinya sedang terisak-isak pelan sambil memegang uang Rp.15.000,- di tangannya.

Sambil berbaring dan mengelus kepala bocah kecil itu, Rudi berkata, "Maafkan Ayah, Nak. Ayah sayang sama Imron. Buat apa sih minta uang malam-malam begini? Kalau mau beli mainan, besok' kan bisa. Jangankan Rp 5.000,-lebih dari itu pun ayah kasih."

"Ayah, aku nggak minta uang. Aku pinjam. Nanti aku kembalikan kalau sudah mena bung lagi dari uang jajan selama minggu ini."

"Iya,iya, tapi buat apa?" tanya Rudi lembut.

"Aku menunggu Ayah dari jam 8. Aku mau ajak Ayah main ular tangga. Tiga puluh menit saja. Ibu sering bilang kalau waktu Ayah itu sangat berharga. Jadi, aku mau beli waktu ayah. Aku buka tabunganku, ada Rp 15.000,-. Tapi karena Ayah bilang satu jam Ayah dibayar Rp 40.000,- maka setengah jam harusRp 20.000,-Duit tabunganku kurang Rp 5.000,-. Makanya aku mau pinjam dari Ayah," kata Imron polos.

Rudi terdiam. Ia kehilangan kata-kata. Dipeluknya bocah kecil itu erat-erat.Saya tidak tahu apakah kisah di atas fiktif atau kisah nyata. Tapi saya tahu kebanyakan anak-anak orang kantoran maupun wirausahawan saat ini memang merindukan saat-saat bercengkerama dengan orang tua mereka. Saat dimana mereka tidak merasa "disingkirkan" dan diserahkan kepada suster, pembantu atau sopir. Mereka tidak butuh uang yang lebih banyak. Mereka ingin lebih dari itu.Mereka ingin merasa kan sentuhan kasih-sayang Ayah dan Ibunya. Apakah hal ini berlebihan? Sebagian besar wanita karier yang nampaknya menikmati emansipasi-nya, diam-diam menangis dalam hati ketika anak-anak mereka lebih dekat dengan suster, supir, dan pembantu daripada ibu kandung mereka sendiri. Seorang wanita muda yang menduduki posisi asisten manajer sebuah bank swasta, menangis pilu ketika menceritakan bagaimana anaknya yang sakit demam tinggi tak mau dipeluk ibunya, tetapi berteriak-teriak memanggil nama pembantu mereka yang sedang mudik lebaran.
Kesimpulan dari cerita tadi :
Ada dua golongan orang kaya

1. Orang yg semakin kaya, semakin tidak punya waktu (buat keluarga, dirinya sendiri)
Prinsip golongan orang no. 1 ini adalah ===> ORANG bekerja untuk UANG.

2. Orang yg semakin kaya, semakin punya waktu dan menikmati kekayaan bersama keluarganya.
Prinsip golongan ini ===> UANG bekerja untuk ORANG

Karena di Indonesia (khususnya di Jakarta), kita banyak melihat dan mengenal orang dari golongan no. 1 itu, maka DOGMA "Kalau mau kaya harus punya pendidikan tinggi dan bekerja keras serta mengorbankan waktu" dianggap benar.Akibatnya semakin tinggi jabatan dan kariernya, semakin sibuk dia, sehingga waktu buat keluarga dan diri sendiri tidak punya.

Akibatnya bisa kita lihat, banyak eksekutif yang mudah stress dan terkena penyakit. Kaya tapi Stress dan penyakitan.

PROFESIONALISME


Dahulu ada sebuah perguruan yang mengajari bagaimana menjadi Ahli Kunci Terhebat. Perguruan ini telah banyak mengeluarkan lulusan yang mempunyai kompetensi sebagai ahli kunci terkenal.

Ceritanya, ada 2 orang murid terbaiknya telah selesai menimba ilmu sebagai ahli kunci. Ke dua murid tersebut di panggil oleh gurunya yang bernama Ki Kunci Sableng untuk diberi sebuah ilmu pamungkas, dimana ilmu ini hanya diberikan atau diwariskan kepada satu orang saja.

Menghadaplah kedua orang murid tersebut ke hadapan gurunya, “ Maaf guru, ada apa kiranya kami dipanggil untuk menghadap guru.” Ujar kedua murid tersebut bersamaan. Suasana nampak hening, kemudian pecah oleh suara gurunya “ Murid-muridku Joko Gembok dan Joko Grendel, Kalian sudah waktunya untuk menggunakan ilmu kalian selama berguru disini untuk membantu orang lain diluar sana.”, “ Tapi ada satu hal yang ingin guru sampaikan, Aku ingin salah satu dari kalian menerima ilmu terhebat Ahli Kunci, yaitu sebagai Ahli kunci terhebat dan tercepat.”, “ Tapi sayang, ilmu ini hanya aku turunkan untuk satu orang saja diantara kalian.” Kata Ki Kunci Sableng. “ Saya bersedia dan sanggup guru,” kata Joko Gembok, “ Saya juga bersedia dan sanggup guru,” kata Joko Grendel tidak mau kalah. “ Baiklah, karena kalian sama-sama bersedia dan sanggup, maka akan saya adakan sayembara.” Kata Ki Kunci Sableng. “ Barang siapa yang bisa membuka peti yang ada didalam kamar dengan cepat maka dialah pemenangnya dan didalam peti tersebut berisi sesuatu yang berharga,” Kata Ki Kunci Sableng

Akhirnya disiapkan dua buah ruangan dimana disetiap ruangan diletakkan peti dengan posisi dirantai dan terkunci rapat. Dipanggilah kedua murid tersebut. “ Muridku, barang siapa diantara kalian yang bisa buka peti tersebut dalam 5 menit dialah pemenangnya”, kata Ki Kunci Sableng. Terdengar kentongan pertanda perlombaan dimulai. Joko Gembok dan Joko Grendel masuk keruang yang sudah ditentukan.

4 menit berlalu nampak keluar terlebih dulu Joko Gembok sambil membawa gembok yang sudah terbuka dan secarik kertas. Selang beberapa detik menyusul Joko Grendel dengan membawa gembok yang sudah terbuka. Berkumpullah keduanya menghadap gurunya. “ Bagaimana Joko Gembok, Apa kamu berhasil membuka peti tersebut,” Kata Ki Kunci Sableng. “Guru, saya sudah berhasil membuka gembok dan membawa isi yang ada didalam peti,” Jawab Joko Gembok. “ Bagus, Lalu kamu bagaimana Joko Grendel apa kamu juga berhasil,” Teriak Ki Kunci Sableng. “ Berhasil Guru, Tapi maaf guru saya tidak bisa membawa isi peti tersebut,” Jawab Joko Grendel. “ Baik kalau begitu, Sudah saatnya, aku menentukan siapa yang berhak mendapat Ilmu pamungkas dari Aku.” Kata Ki Kunci Sableng. Kedua murid tampak gelisah menunggu hasil dari kerja keras mereka. Ki Kunci Sableng nampak diam sejenak dan mulai mengumumkan siapa yang menjadi pemenangnya. “ Muridku, kerja kalian bagus, ini bukti kalian belajar dengan sungguh-sungguh.”, “ Tapi bagaimanapun hanya seorang saja yang berhak menerima ilmu ini, Aku putuskan kau Joko Grendel sebagai pemenangnya,” Kata Ki Kunci Sableng.

Joko Gembok nampak tidak puas dengan keputusan gurunya, ia protes. “ Guru….. sayalah yang pertama berhasil membuka peti tersebut, jadi saya lah yang berhak.” Kata Joko Gembok. Ki Kunci Sableng terdiam sejenak,” Joko Grendel, kenapa kamu tidak membawa isi peti tersebut kepada ku,” Tanya Ki Kunci Sableng kepada Joko Grendel yang dari tadi hanya diam saja. “ Maaf guru… Tugas saya sebagai ahli kunci adalah hanya membuka kunci, buka melihat dan mengambil isi peti.” Jawab Joko Grendel dengan tegas.

“ Kamu tau sekarang Joko Gembok ! kenapa Joko Grendellah pemenang dan berhak mendapat ilmu pamungkas dariku,” Kata Ki Kunci Sableng. “ Tugas seorang ahli kunci adalah membuka kunci dengan baik dan cepat buka melihat dan mengambil isi peti, kamu paham !”. Kata Ki Kunci Sableng dengan bijak.

Dari kisah tersebut diatas kita bisa mengambil sebuah kesimpulan, bahwa dalam melakukan kegiatan apapun baik bekerja, bisnis dll haruslah kita mempunyai sikap PROFESIONAL. Profesionalisme haruslah dijaga dan dipegang teguh. Dari kisah diatas, apa yang dilakukan oleh Joko Gembok adalah bukan sikap yang profesionalisme. Sebagai ahli kunci seharusnya ia bertugas hanya membuka gembok, bukan mengetahui isi dan membawanya. Seandainya peti tersebut isinya permata, maka cenderung ada keinginan untuk mencurinya.

Berbeda dengan yang dilakukan oleh Joko Grendel, Ini contoh sikap yang profesionalisme. Dia menjalankan tugasnya sebagai ahli kunci, dia tidak mau tahu apa yang ada didalam peti tersebut. Karena tugas ahi kunci hanyalah sebatas membuka kunci bukan ingin mengetahui isi peti. Jika kita ingin tahu isi peti tersebut maka cenderung kita bisa menjadi pencuri karena ingin memilikinya.
Semoga cerita sederhana ini bermanfaat bagi kita semua.

USIA KAKEK BARU 10 TAHUN



Dibawah pohon yang rindang nampak seorang guru dengan beberapa muridnya yang asik belajar dialam terbuka. Diantara murid-murid tersebut nampak seorang kakek yang juga asik belajar bersama teman-temannya yang masih kecil-kecil. Setiap hari mereka melakukan hal yang sama yaitu belajar bersama.

Keadaan ini membuat aku menjadi penasaran dan bertanya kenapa kakek yang sudah tua tersebut kenapa belajar bersama anak-anak kecil. Aku datangi kakek tersebut, “Kakek, kenapa kakek yang sudah tua ini masih belajar bersama anak-anak yang usianya masih belasan tahun.” Tanyaku. “eh, anak muda menurut kamu memangnya usia ku berapa ?”, Justru malah kakek yang ganti bertanya. “ Menurut saya, kakek usianya 70 tahunan,” jawab ku. “ Salah anak muda, aku baru 10 tahun bukan 70 tahun,” kata Kakek. “ Ah kakek bercanda, mana mungkin kakek yang sudah tua ini berusia 10 tahun ! yang benar 70 tahun”, kataku. Kakek nampak terdiam, kemudian dia melanjutkan kata-katanya. “ Kalau dilihat dari tubuhku, kakek memang usia 70 tahun.” “ semasa kecilku aku sering main-main, karena aku dilahirkan dari keluarga kaya,” kakek nampak mengenang masa kecilnya. “ Dari usia 10 tahun sampai 20 tahun hidup kakek hanya kakek gunakan untuk foya-foya, tidak sekolah dengan baik dan hanya hura-hura saja, mabuk-mabukan dll. Menginjak usia remaja dan dewasa hidup kakek hanya kakek gunakan untuk jalan-jalan, rekreasi keluar negeri menghambur-hamburkan uang,” cerita kakek dengan sedih. Baru diusia kakek ke 60 kakek merasa hidup kakek berarti, kakek menyesal karena sudah menyia-nyiakan usia dan waktu kakek hanya untuk senang-senang.” “Oleh karena itu kakek bilang bahwa usia kakek sebenarnya baru 10 tahun, karena selama 10 tahun ini kakek gunakan untuk belajar dan bekerja,” sambil menundukkan kepalanya, kakek mengakhiri kisahnya.

Dari kisah tersebut diatas kita bisa mengambil sebuah kesimpulan, bahwa selama kita hidup jangan menyia-nyiakan waktu yang ada, karena waktu tidak dapat diputar kembali. Selama hidup gunakan untuk belajar mencari ilmu sebanyak-banyaknya, karena kunci kesuksesan adalah ilmu. Dengan ilmu kita bisa mewujudkan semua keinginan kita.

Kalau kita ingin sukses, maka kita harus mengetahui bagaimana ilmu untuk sukses. Untuk mengetahuinya mudah, yaitu belajar dari mereka yang sudah sukses.

SEBUAH KOIN PENYOK


Alkisah, seorang lelaki keluar dari pekarangan rumahnya, berjalan tak tentu arah dengan rasa putus asa. Sudah cukup lama ia menganggur. Kondisi finansial keluarganya morat-marit. Sementara para tetangganya sibuk memenuhi rumah dengan barang-barang mewah, ia masih bergelut memikirkan cara memenuhi kebutuhan pokok keluarganya sandang dan pangan.

Anak-anaknya sudah lama tak dibelikan pakaian, istrinya sering marah-marah karena tak dapat membeli barang-barang rumah tangga yang layak. Laki-laki itu sudah tak tahan dengan kondisi ini, dan ia tidak yakin bahwa perjalanannya kali inipun akan membawa keberuntungan, yakni mendapatkan pekerjaan.

Ketika laki-laki itu tengah menyusuri jalanan sepi, tiba-tiba kakinyaterantuk sesuatu. Karena merasa penasaran ia membungkuk dan mengambilnya.“Uh, hanya sebuah koin kuno yang sudah penyok-penyok,” gerutunya kecewa. Meskipun begitu ia membawa koin itu ke sebuah bank.

“Sebaiknya koin ini Bapak bawa saja ke kolektor uang kuno,” kata teller itu memberi saran. Lelaki itupun mengikuti anjuran si teller, membawa koinnya kekolektor. Beruntung sekali, si kolektor menghargai koin itu senilai 30 dollar.

Begitu senangnya, lelaki tersebut mulai memikirkan apa yang akan dia lakukan dengan rejeki nomplok ini. Ketika melewati sebuah toko perkakas, dilihatnya beberapa lembar kayu sedang diobral. Dia bisa membuatkan beberapa rak untuk istrinya karena istrinya pernah berkata mereka tak punya tempat untuk menyimpan jambangan dan stoples. Sesudah membeli kayu seharga 30 dollar, dia memanggul kayu tersebut dan beranjak pulang.

Di tengah perjalanan dia melewati bengkel seorang pembuat mebel. Matapemilik bengkel sudah terlatih melihat kayu yang dipanggul lelaki itu.Kayunya indah, warnanya bagus, dan mutunya terkenal. Kebetulan pada waktu itu ada pesanan mebel. Dia menawarkan uang sejumlah 100 dollar kepada lelaki itu.Terlihat ragu-ragu di mata laki-laki itu, namun pengrajin itu meyakinkannya dan dapat menawarkannya mebel yang sudah jadi agar dipilih lelaki itu. Kebetulan di sana ada lemari yang pasti disukai istrinya. Dia menukar kayu tersebut dan meminjam sebuah gerobak untuk membawa lemari itu. Dia pun segera membawanya pulang.

Di tengah perjalanan dia melewati perumahan baru. Seorang wanita yang sedang mendekorasi rumah barunya melongok keluar jendela dan melihat lelaki itu mendorong gerobak berisi lemari yang indah. Si wanita terpikat dan menawar dengan harga 200 dollar. Ketika lelaki itu nampak ragu-ragu, si wanita menaikkan tawarannya menjadi 250 dollar. Lelaki itupun setuju. Kemudian mengembalikan gerobak ke pengrajin dan beranjak pulang.

Di pintu desa dia berhenti sejenak dan ingin memastikan uang yang ia terima. Ia merogoh sakunya dan menghitung lembaran bernilai 250 dollar. Pada saat itu seorang perampok keluar dari semak-semak, mengacungkan belati, merampas uang itu, lalu kabur.

Istri si lelaki kebetulan melihat dan berlari mendekati suaminya seraya berkata, “Apa yang terjadi? Engkau baik saja kan? Apa yang diambil oleh perampok tadi ?”

Lelaki itu mengangkat bahunya dan berkata, “Oh, bukan apa-apa. Hanya sebuah koin penyok yang kutemukan tadi pagi”.

Bila Kita sadar kita tak pernah memiliki apapun, kenapa harus tenggelam dalam kepedihan yang berlebihan?

Kisah berikut, diadaptasi dari The Healing Stories karya GW Burns.

KISAH KAKEK TUA DAN PUTRANYA



Alkisah di suatu desa di tepi hutan tinggal seorang kakek tua dengan putra tunggalnya. Mereka hidup dari beternak kuda yang diambil susu dan dagingnya. Sang putra kerjanya sehari-hari menggembalakan beberapa ekor kuda yang mereka miliki ke padang rumput.

Suatu hari seperti biasa putranya membawa kuda-kuda merumput ke lapangan. Karena kelelahan dia tertidur di bawah sebatang pohon rimbun. Saat terbangun, dia terkejut karena dia mendapati kuda-kudanya tidak di lapangan lagi, tetapi entah hilang ke mana. Dia mencari-cari mereka, tetapi berakhir dengan sia-sia. Akhirnya, dengan langkah gontai, dia pulang ke rumah.

Berita kakek tua kehilangan kuda-kuda peliharaannya membuat gempar desa kecil tersebut. Para tetangga segera berdatangan menyatakan duka mendalam atas kemalangan yang menimpa keluarga kakek itu. Seorang tetangga sambil menenangkan kakek tua berkata, “Sungguh malang nasibmu, Pak Tua. Semua kudamu telah tiada. Sia-sia jerih payahmu selama ini. Sungguh malang nasibmu.”

Kakek tua terdiam sejenak, lalu menjawab, “Saya tidak merasa kemalangan, hal ini biasa saja. Semua ini hanya bagian dari kehidupan.”

Para tetangga bingung dengan tanggapan kakek tua, dan merasa kasihan karena dia mungkin hanya sekedar menghibur diri. Lalu mereka semua meninggalkan keluarga kakek tua untuk memberikan kesempatan kepadanya untuk menenangkan diri.

Beberapa hari berlalu. Dan suatu pagi, terjadi kegemparan. Ternyata pada malam sebelumnya kuda-kuda kakek tua kembali lagi ke kandangnya. Dan bersama dengan mereka ikut segerombolan kuda liar dari hutan. Dalam sekejap mata kakek tua memiliki banyak kuda.

Berita ini kembali menggemparkan seisi desa. Para tetangga datang memberikan selamat atas keberuntungan ini. Semua memuji bahwa nasib kakek semakin baik di hari tuanya. Mereka berucap, “Sungguh beruntung nasibmu, Pak Tua. Sekarang kamu memiliki kuda paling banyak dan menjadi orang paling kaya di desa kita.” Kakek tua hanya menggelengkan kepala sambil menjawab, “Saya merasa biasa-biasa saja. Ini hanya sekedar satu peristiwa dalam hidup saya. Semua ini hanya bagian dari kehidupan.”

Para tetangga semakin bingung dengan sikap kakek tua yang agak aneh itu. Mereka menganggapnya orang yang tidak tahu bersyukur dalam hidup. Lalu mereka meninggalkan kakek tua yang semakin membingungkan mereka itu.

Beberapa hari berlalu. Seperti biasa, putra kakek tua secara berkala mencari kayu bakar di hutan untuk keperluan memasak. Pagi-pagi putranya berangkat ke hutan, dan sesampainya di sana, mulai menebang pohon untuk mengambil batang kayunya. Karena kurang hati-hati, suatu ketika kapak yang dia ayunkan ke batang pohon meleset dan menebas kaki kanannya. Kakinya mengalami pendarahan dan luka yang parah. Dia akhirnya diselamatkan oleh penduduk desa yang kebetulan lewat.

Berita tentang kecelakaan putra kakek tua kembali menggemparkan desa. Beramai-ramai mereka datang ke rumah kakek tua untuk membesuk putranya. Mereka merasa kasihan dan berusaha menghibur kakek tua karena putranya bakal menderita cacat seumur hidup. “Sungguh malang nasibmu, Pak Tua. Putra satu-satumu sekarang cacat. Siapa lagi sekarang yang membantu dan menjagamu?” Kakek tua hanya diam membisu, tertegun merenung, lalu menjawab, “Bagi saya ini hal yang biasa. Demikianlah yang seharusnya terjadi. Semua ini hanya bagian dari kehidupan.”

Para tetangga semakin bingung dengan jawaban kakek tua. Kali ini mereka menganggap kakek tua ini bukan saja orang yang aneh, tetapi mungkin sudah hampir gila. Lalu, mereka tanpa banyak bicara meninggalkan kakek yang mereka anggap lain dari biasa itu.

Beberapa hari berlalu. Suatu hari desa itu kedatangan tentara kerajaan yang sedang mencari pemuda-pemuda sehat untuk diikutsertakan berperang karena kerajaan sedang diserang musuh. Semua pemuda yang sehat dari desa itu diambil paksa untuk ikut kewajiban membela kerajaan. Berhubung putra kakek tua cacat maka dia tidak ikut dibawa pergi. Maka kakek tua tetap dapat hidup tenang di masa tuanya dengan ditemani putra tunggalnya.

Cerita di atas memberikan inspirasi kepada kita tentang hakekat kehidupan. Jika Anda pernah mendengar atau membaca sebelumnya, biarlah cerita ini mengingatkan Anda kembali untuk menghayati hidup dengan cara yang baru.

Moral cerita di atas begitu sederhana. Hidup ini penuh dengan serangkaian peristiwa yang datang silih berganti. Ada yang kita sukai dan menyenangkan kita, ada yang tidak kita sukai dan mengantarkan penderitaan bagi kita. Begitulah kehidupan, dipenuhi dengan peristiwa-peristiwa yang terkadang memberi keberuntungan, terkadang membawa kemalangan. Dan dengan cara demikianlah kita memberi label atas peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam hidup.

Moral yang lain, ketika kemalangan datang menghampiri, kita tidak perlu terlalu bersedih hati. Tersenyumlah, mungkin saja keberuntungan sedang dalam perjalanan mengunjungi kita. Dan ketika keberuntungan mengetuk di pintu kehidupan, kita tidak perlu merasa senang dan bahagia berlebihan. Siapkanlah hati, mungkin saja kemalangan sedang mengintai, menunggu saat lengah untuk menerkam kita.

Kisah di atas sangat mempengaruhi cara pandang saya terhadap kehidupan. Saya berharap hal yang sama terjadi terhadap Anda juga. Semoga.

KISAH OPRAH WINFREY


Siapa yang tidak kenal Oprah Winfrey ? Saya salut sekali sama tokoh sukses satu ini. Pembawa talkshow termahal, terkaya di dunia ini, berhasil sukses besar dari sebuah latar belakang yang tidak bagus. Namun ia berhasil melaluinya, malah menjadi sukses besar. Di kala beberapa orang mengeluhkan kondisi latar belakang, kondisi diri sekarang yang mungkin kurang atau tidak bagus, padahal keadaan depan tidak tergantung pada sekarang, karena keadaan bisa diubah. Berikut kisah sukses yang saya ambil dari blog teman saya, Pak Billy.

Bermodal keberanian “Menjadi Diri Sendiri”, Oprah menjadi presenter paling populer di Amerika dan menjadi wanita selebritis terkaya versi majalah Forbes, dengan kekayaan lebih dari US $ 1 Milyar. Copy acara “The Oprah Winfrey Show” telah diputar di hampir seluruh penjuru bumi ini.

TAHUKAH ANDA?

Lahir di Mississisipi dari pasangan Afro-Amerika dengan nama Oprah Gail Winfrey. Ayahnya mantan serdadu yang kemudian menjadi tukang cukur, sedang ibunya seorang pembantu rumahtangga. Karena keduanya berpisah maka Oprah kecil pun diasuh oleh neneknya di dilingkungan yang kumuh dan sangat miskin. Luarbiasanya, di usia 3 tahun Oprah telah dapat membaca Injil dengan keras. “Membaca adalah gerai untuk mengenal dunia” katanya dalam suatu wawancaranya.

Pada usia 9 tahun, Oprah mengalami pelecehan sexual, dia diperkosa oleh saudara sepupu ibunya beserta teman-temannya dan terjadi berulang kali. Di usia 13 tahun Oprah harus menerima kenyataan hamil dan melahirkan, namun bayinya meninggal dua minggu setelah dilahirkan.

Setelah kejadian itu, Oprah lari ke rumah ayahnya di Nashville. Ayahnya mendidik dengan sangat keras dan disiplin tinggi. Diadiwajibkan membaca buku dan membuat ringkasannya setiap pekan. Walaupun tertekan berat, namun kelak disadari bahwa didikan keras inilah yang menjadikannya sebagai wanita yang tegar, percaya diri dan berdisiplin tinggi.

Prestasinya sebagai siswi teladan di SMA membawanya terpilih menjadi wakil siswi yang diundang ke Gedung Putih. Beasiswa pun di dapat saat memasuki jenjang perguruan tinggi. Oprah pernah memenangkan kontes kecantikan, dan saat itulah pertama kali dia menjadi sorotan publik..
Karirnya dimulai sebagai penyiar radio lokal saat di bangku SMA. Karir di dunia TV di bangun diusia 19 tahun. Dia menjadi wanita negro pertama dan termuda sebagai pembaca berita stasiun TV lokal tersebut. Oprah memulai debut talkshow TVnya dalam acara People Are Talking. Dan keputusannya untuk pindah ke Chicago lah yang akhirnya membawa Oprah ke puncak karirnya. The Oprah Winfrey Show menjadi acara talkshow dengan rating tertinggi berskala nasional yang pernah ada dalam sejarah pertelevisian di Amerika. Sungguh luar biasa!

Latar belakang kehidupannya yang miskin, rawan kejahatan dan diskriminatif mengusik hatinya untuk berupaya membantu sesama.Tayangan acaranya di telivisi selalu sarat dengan nilai kemanusiaan, moralitas dan pendidikan. Oprah sadar, bila dia bisa mengajak seluruh pemirsa telivisi, maka bersama, akan mudah mewujudkan segala impiannya demi membantu mereka yang tertindas.

Oprah juga dikenal dengan kedermawanannya. Berbagai yayasan telah disantuni, antara lain, rumah sakit dan lembaga riset penderita AIDs, berbagai sekolah, penderita ketergantungan, penderita cacat dan banyak lagi.

Dan yang terakhir, pada 2 januari 2007 lalu, Oprah menghadiri peresmian sekolah khusus anak-anak perempuan di kota Henley-on-Klip, di luar Johannesburg, Afrika selatan, yang didirikannya bersama dengan pemirsa acara televisinya. Oprah menyisihkan 20 juta pounsterling ( 1 pons kira2 rp. 17.000,- ) atau 340 milyiar rupiah dari kekayaannya. “Dengan memberi pendidikan yang baik bagi anak2 perempuan ini, kita akan memulai mengubah bangsa ini” ujarnya berharap.

Kisah Oprah Winfrey ialah kisah seorang anak manusia yang tidak mau meratapi nasib. Dia berjuang keras untuk keberhasilan hidupnya, dan dia berhasil. Dia punya mental baja dan mampu mengubah nasib, dari kehidupan nestapa menjadi manusia sukses yang punya karakter. Semangat perjuangannya pantas kita teladani

KISAH SPIDERMAN


Peter Parker kegirangan. Nomer togel yang ia pasang tembus. Gak tanggung-tanggung, 4 angka sekaligus. Dalam perjalanan ke tempat bandar untuk mengambil uang, ia terus berpikir mau dipakai untuk apa uang tersebut nantinya. Yang jelas, berhubung selama ini hidupnya serba pas-pas-an, kemungkinan besar ia akan menggunakannya untuk membuka usaha.

Setelah memutar otak, akhirnya Peter memutuskan, ia akan membuka usaha salon! Ya, salon potong rambut. Kebetulan saat ini sudah mendekati musim panas. Pasti banyak orang yang akan potong rambut agar tidak gerah, pikirnya.

Begitulah.

Tidak sampai seminggu salon yang diimpikan telah usai dibangun. Maklum, ia minta bantuan kepada Flash yang bisa bergerak secepat kilat itu. Salon itu ia beri nama “Salon SiLabi”, singkatan dari “Si Laba-laba Imut”.

Selain mempersiapkan peralatan-peralatan salon, Peter turut ‘menyesuaikan’ penampilannya. Karena ia tahu salon tersebut baru akan laku apabila Spiderman sendiri yang menjadi tukang potongnya, ia pun mengenakan kustom merah birunya. Ia juga membuat wig rambut panjang dari jaring laba-labanya, menatanya dengan tren 2010, dan mengenakannya. Gak lucu dong kalau ada tukang potong yang gundul.

Begitulah.

Salon SiLabi ternyata laku keras. Branding Spiderman ditambah dengan momen pembukaan serta lokasi salon yang tepat terbukti sebagai adonan kesuksesan yang tepat. Tidak kurang 100 pengunjung tiap harinya harus Peter layani. Dari yang sekedar ingin keramas, creambath, mengeriting rambut, potong botak, shaggy, hingga memanjangkan rambut (emang bisa?). Yang jelas, hampir setiap hari salonnya penuh sesak dengan pelanggan yang antri.

Suatu hari, Bruce Wayne lewat di depan salon Silabi. Tertarik dengan kelarisan salon Spidey, otak bisnis Bruce mulai bekerja. Ia segera menghubungi Alfred untuk mengurus pembangunan salon potong rambut yang baru, dengan peralatan yang lebih canggih dan lokasi tepat di seberang salon milik Peter. Salon tersebut ia beri nama salon “Sikeli”. Singkatannya? Tentu saja, “Si Kelelawar Imut”.

Untuk memberi nilai tambah pada salonnya, agar dapat membajak pelanggan-pelanggan Silabi, Bruce tidak hanya mengenakan kostum Batman-nya. Ia juga memanfaatkan kepandaiannya untuk menciptakan robot pemotong rambut otomatis! Dengan robot ini, orang tinggal duduk manis di kursi, tekan tombol pilihan potongan rambut yang diinginkan, dan dalam 5 menit, langsung beres. Praktis kan? Supaya keren, Bruce memberi nama robotnya “RPRSKDSC v1.14254″.

Untuk mempromosikan salon barunya, Bruce memasang papan iklan yang cukup besar. Tertulis, “Salon Sikeli - Potong Rambut Kilat, Gak Pake Antri”

Begitulah.

Tidak lama, pelanggan salon Silabi sedikit demi sedikit berpindah ke salon Sikeli. Dan memang, kecanggihan robot tersebut terbukti. Siapa saja, potongan apa saja, diselesaikan dalam waktu 5 menit. Benar-benar gak pake antri. Si Batman pun gak perlu repot-repot melayani pelanggan. Ia cuma duduk di belakang kasir sambil ngitung penghasilan.

Selang beberapa hari, otak bisnis Bruce kembali berputar. Kalau buka 1/2 hari aja keuntungannya sebesar ini, bagaimana jika buka 24-jam non-stop yah ?

Begitulah.

Salon Sikeli kemudian dibuka 24 jam. Non-stop. Pengunjung pun terus mengalir, siang malam. Demikian pula kantong Batman, semakin lama semakin tebal.

Tanpa disadari, karena diforsir untuk bekerja tanpa beristirahat, robot RPRSKDSC mulai berulah. Bagian dalamnya kepanasan dan menyebabkan ada 1 sirkuit yang putus. Akibatnya, hasil pemotongan rambut menjadi kacau. Ada yang minta dikeriting malah jadi gundul, ada yang minta di-shaggy malah dikasih konde, ada yang minta creambath malah dikitik-kitik, hehehe. Bruce sendiri yang terlalu sibuk dengan mesin kasirnya sama sekali tidak memperhatikan keadaan itu.

Berbeda dengan Peter. Sejak salonnya sepi, ia jadi banyak bengong di trotoar. Melihat akhir-akhir ini banyak orang yang keluar dari salon saingannya sambil ngedumel, ia pun curiga bahwa ada yang tidak beres di sana. Dengan memanfaatkan pendengaran supernya, ia menguping omelan mereka dan mengetahui masalah yang terjadi di salon Sikeli.

Setelah berpikir sejenak, Peter masuk ke dalam salon. Sejenak kemudian ia keluar sambil membawa papan iklan bertuliskan, “Salon Silabi - Merapikan Potongan Rambut Yang Kacau”. Papan tersebut ia letakkan di dekat salon Sikeli. Tidak lupa ia gambarkan arah panah yang menuju ke salonnya.

Cara ini ternyata tokcer. Pelanggan salon Sikeli yang kecewa dengan layanan robot si Batman, begitu melihat papan iklan tersebut, langsung berjalan menuju salon Silabi. Sedikit demi sedikit, pengunjung salon Sikeli berkurang, dan sebaliknya, salon Silabi kembali laris.

KISAH ANAK MONYET


Masa depan Anda, karir Anda, serta kehidupan Anda adalah yang Anda kerjakan hari ini."
Seekor anak monyet bersiap-siap hendak melakukan perjalanan jauh. Ia merasa sudah bosan dengan hutan tempat hidupnya sekarang. Ia mendengar bahwa di bagian lain dunia ini ada tempat yang disebut "belantara" di mana ia berpikir akan mendapatkan tempat yang lebih "baik". "Aku akan mencari kehidupan yang lebih baik!" katanya. Orangtua si Monyet, meskipun bersedih, melepaskan kepergiannya. "Biarlah ia belajar untuk kehidupannya sendiri," kata sang Ayah kepada sang Ibu dengan bijak.

Maka pergilah si Anak Monyet itu mencari "belantara" yang ia gambarkan sebagai tempat hidup kaum Monyet yang lebih baik. Sementara kedua orangtuanya tetap tinggal di hutan itu. Waktu terus berlalu, sampai suatu ketika, si Anak Monyet itu secara mengejutkan kembali ke orangtuanya. Tentu kedatangan anak semata wayang itu disambut gembira orangtuanya. Sambil berpelukan, si Anak Monyet berkata, "Ayah, Ibu, aku tidak menemukan belantara seperti yang aku angan-angankan. Semua binatang yang aku temui selalu keheranan setiap aku menceritakan bahwa aku akan bergi ke sebuahtempat yang lebih baik bagi semua binatang yang bernama belantara." "Malah, mereka mentertawakanku." sambungnya sedih. Sang Ayah dan Ibu hanya tersenyum mendengarkan si Anak Monyet itu. "Sampai aku bertemu dengan Gajah yang bijaksana," lanjutnya, "Ia mengatakan bahwa sebenarnya apa yang aku cari dan sebut sebagai belantara itu adalah hutan yang kita tinggali ini!. Kamu sudah mendapatkan dan tinggal di belantara itu!" Benar, anakku. Kadang-kadang kita memang berpikir tentang hal-hal yang jauh, padahal apa yang dimaksud itu sebenarnya sudah ada di depan mata." Kita semua adalah si Anak Monyet itu.
Hal-hal sederhana, hal-hal ada di sekitar kita tidak kita perhatikan. Justru kita melihat hal yang "jauh-jauh" yang pada dasarnya sudah di depan mata. Kita gelisah dengan karir pekerjaan, kita gelisah dengan sekolah anak-anak, kita gelisah dengan segala rencana kehidupan kita.
Padahal, yang pekerjaan kita sekarang adalah bagian dari karir kita.
Padahal, anak-anak kita bersekolah sekarang adalah bagian dari proses pendidikan mereka dan hidup yang kita jalani adalah bagian dari rangkaian kehidupan kita ke masa yang akan datang.
Tanpa mengecilkan arti masa depan dan sesuatu yang lebih baik, ada baiknya apabila kita fokus dengan apa yang ada di depan mata, apa yang kita kerjakan sekarang, karena hal ini akan terpengaruh terhadap masa depan Anda.

PERTAPA MUDA DAN KEPITING


Suatu ketika di sore hari yang terasa teduh, tampak seorang pertapa muda sedang bermeditasi di bawah pohon, tidak jauh dari tepi sungai. Saat sedang berkonsentrasi memusatkan pikiran, tiba-tiba perhatian pertapa itu terpecah kala mendengarkan gemericik air yang terdengar tidak beraturan.

Perlahan-lahan, ia kemudian membuka matanya. Pertapa itu segera melihat ke arah tepi sungai di mana sumber suara tadi berasal. Ternyata, di sana tampak seekor kepiting yang sedang berusaha keras mengerahkan seluruh kemampuannya untuk meraih tepian sungai sehingga tidak hanyut oleh arus sungai yang deras.

Melihat hal itu, sang pertapa merasa kasihan. Karena itu, ia segera mengulurkan tangannya ke arah kepiting untuk membantunya. Melihat tangan terjulur, dengan sigap kepiting menjepit jari si pertapa muda. Meskipun jarinya terluka karena jepitan capit kepiting, tetapi hati pertapa itu puas karena bisa menyelamatkan si kepiting.

Kemudian, dia pun melanjutkan kembali pertapaannya. Belum lama bersila dan mulai memejamkan mata, terdengar lagi bunyi suara yang sama dari arah tepi sungai. Ternyata kepiting tadi mengalami kejadian yang sama. Maka, si pertapa muda kembali mengulurkan tangannya dan membiarkan jarinya dicapit oleh kepiting demi membantunya.

Selesai membantu untuk kali kedua, ternyata kepiting terseret arus lagi. Maka, pertapa itu menolongnya kembali sehingga jari tangannya makin membengkak karena jepitan capit kepiting.
Melihat kejadian itu, ada seorang tua yang kemudian datang menghampiri dan menegur si pertapa muda, "Anak muda, perbuatanmu menolong adalah cerminan hatimu yang baik. Tetapi, mengapa demi menolong seekor kepiting engkau membiarkan capit kepiting melukaimu hingga sobek seperti itu?"

"Paman, seekor kepiting memang menggunakan capitnya untuk memegang benda. Dan saya sedang melatih mengembangkan rasa belas kasih. Maka, saya tidak mempermasalahkan jari tangan ini terluka asalkan bisa menolong nyawa makhluk lain, walaupun itu hanya seekor kepiting," jawab si pertapa muda dengan kepuasan hati karena telah melatih sikap belas kasihnya dengan baik.

Mendengar jawaban si pertapa muda, kemudian orang tua itu memungut sebuah ranting. Ia lantas mengulurkan ranting ke arah kepiting yang terlihat kembali melawan arus sungai. Segera, si kepiting menangkap ranting itu dengan capitnya. "Lihat Anak Muda. Melatih mengembangkan sikap belas kasih memang baik, tetapi harus pula disertai dengan kebijaksanaan. Bila tujuan kita baik, yakni untuk menolong makhluk lain, bukankah tidak harus dengan cara mengorbankan diri sendiri. Ranting pun bisa kita manfaatkan, betul kan?"

Seketika itu, si pemuda tersadar. "Terima kasih, Paman. Hari ini saya belajar sesuatu. Mengembangkan cinta kasih harus disertai dengan kebijaksanaan. Di kemudian hari, saya akan selalu ingat kebijaksanaan yang Paman ajarkan."

Pembaca yang budiman,

Mempunyai sifat belas kasih, mau memerhatikan dan menolong orang lain adalah perbuatan mulia, entah perhatian itu kita berikan kepada anak kita, orangtua, sanak saudara, teman, atau kepada siapa pun. Tetapi, kalau cara kita salah, sering kali perhatian atau bantuan yang kita berikan bukannya memecahkan masalah, namun justru menjadi bumerang. Kita yang tadinya tidak tahu apa-apa dan hanya sekadar berniat membantu, malah harus menanggung beban dan kerugian yang tidak perlu.

Karena itu, adanya niat dan tindakan berbuat baik, seharusnya diberikan dengan cara yang tepat dan bijak. Dengan begitu, bantuan itu nantinya tidak hanya akan berdampak positif bagi yang dibantu, tetapi sekaligus membahagiakan dan membawa kebaikan pula bagi kita yang membantu.
Salam sukses luar biasa!!!

Andrie Wongso

TULISAN DI ATAS PASIR


Di pesisir sebuah pantai, tampak dua anak sedang berlari-larian, bercanda, dan bermain dengan riang gembira. Tiba-tiba, terdengar pertengkaran sengit di antara mereka. Salah seorang anak yang bertubuh lebih besar memukul temannya sehingga wajahnya menjadi biru lebam. Anak yang dipukul seketika diam terpaku. Lalu, dengan mata berkaca-kaca dan raut muka marah menahan sakit, tanpa berbicara sepatah kata pun, dia menulis dengan sebatang tongkat di atas pasir: "Hari ini temanku telah memukul aku !!!"

Teman yang lebih besar merasa tidak enak, tersipu malu tetapi tidak pula berkata apa-apa. Setelah berdiam-diaman beberapa saat, ya ...dasar-anak-anak, mereka segera kembali bermain bersama. Saat lari berkejaran, karena tidak berhati-hati, tiba-tiba anak yang dipukul tadi terjerumus ke dalam lubang perangkap yang dipakai menangkap binatang. "Aduh.... Tolong....Tolong!" ia berteriak kaget minta tolong. Temannya segera menengok ke dalam lubang dan berseru, "Teman, apakah engkau terluka? Jangan takut, tunggu sebentar, aku akan segera mencari tali untuk menolongmu." Bergegas anak itu berlari mencari tali. Saat dia kembali, dia berteriak lagi menenangkan sambil mengikatkan tali ke sebatang pohon. "Teman, aku sudah datang! Talinya akan kuikat ke pohon, sisanya akan kulemparkan ke kamu. Tangkap dan ikatkan dipinggangmu, pegang erat-erat, aku akan menarikmu keluar dari lubang."

Dengan susah payah, akhirnya teman kecil itu pun berhasil dikeluarkan dari lubang dengan selamat. Sekali lagi, dengan mata berkaca-kaca, dia berkata, "Terima kasih, sobat!" Kemudian, dia bergegas berlari mencari sebuah batu karang dan berusaha menulis di atas batu itu, "Hari ini, temanku telah menyelamatkan aku."

Temannya yang diam-diam mengikuti dari belakang bertanya keheranan, "Mengapa setelah aku memukulmu, kamu menulis di atas pasir dan setelah aku menyelamatkanmu, kamu menulis di atas batu?" Anak yang di pukul itu menjawab sabar, "Setelah kamu memukul, aku menulis di atas pasir karena kemarahan dan kebencianku terhadap perbuatan buruk yang kamu perbuat, ingin segera aku hapus, seperti tulisan di atas pasir yang akan segera terhapus bersama tiupan angin dan sapuan ombak.”

”Tapi, ketika kamu menyelamatkan aku, aku menulis di atas batu, karena perbuatan baikmu itu pantas dikenang dan akan terpatri selamanya di dalam hatiku, sekali lagi, terima kasih sobat."

Pembaca yang budiman,

”Hidup dengan memikul beban kebencian, kemarahan dan dendam, sungguh melelahkan. Apalagi bila orang yang kita benci itu tidak sengaja melakukan bahkan mungkin tidak pernah tahu bahwa dia telah menyakiti hati kita, sungguh ketidakbahagiaan yang sia-sia.

Memang benar.... bila setiap kesalahan orang kepada kita, kita tuliskan di atas pasir, bahkan di udara, segera berlalu bersama tiupan angin, sehingga kita tidak perlu kehilangan setiap kesempatan untuk berbahagia.

Sebaliknya... tidak melupakan orang yang pernah menolong kita, seperti tulisan yang terukir di batu karang. Yang tidak akan pernah hilang untuk kita kenang selamanya.”

Salam sukses luar biasa !!

KUBURAN TEMPAT TERKAYA DIDUNIA


Saat anda membaca kata “kuburan” apa yang muncul dalam pikiran anda? Apakah anda akan langsung teringat orang-orang yang anda kasihi yang telah lebih dulu meninggalkan dunia ini? Atau anda teringat film tentang Drakula, Vampire, Kuntilanak, Forever Night, Simanis Jembatan Ancol, Pemburu Hantu, Dunia Lain, Suara Kubur, atau gambaran lain yang lebih menyeramkan? Atau mungkin yang muncul dalam pikiran anda adalah gundukan tanah dengan batu nisan di ujungnya?

Bila saya mendengar kata kuburan maka yang muncul dalam pikiran saya adalah suatu tempat yang paling kaya di dunia ini. Lho, kok bisa begitu ? Benar, saya melihat gundukan tanah dan batu nisan yang bertuliskan nama, tanggal lahir – tanggal meninggal. Namun yang lebih saya perhatikan adalah garis kecil yang memisahkan tanggal lahir dan tanggal meninggal. Mengapa? Karena garis kecil inilah yang sebenarnya jauh lebih penting dari pada tanggal lahir atau tanggal meninggal seseorang. Garis kecil ini menggambarkan kehidupan yang telah dilalui seorang manusia, apa yang telah ia lakukan dalam hidupnya, apa yang ia lakukan dengan hidupnya, prestasi apa saja yang telah ia capai baik untuk dirinya sendiri, untuk keluarganya, untuk masyarakat, dan untuk umat manusia.

Garis kecil ini merupakan jawaban dari suatu pepatah bijak yang saya dengar bertahun-tahun lalu, yang masih sangat kuat mengiang di hati saya hingga saat ini, ”God’s gift to you is your life. What you do with your life is your gift back to God”.

Mengapa saya mengatakan bahwa kuburan adalah tempat terkaya di dunia? Karena ada begitu banyak orang yang sebenarnya tidak hidup selama mereka hidup, hanya sekedar ”ada” atau ”exist”, hingga mereka meninggal.

Lha, kalau mereka tidak hidup lalu apakah mereka telah meninggal ? Bukan. Kebanyakan orang hanya sekedar “hidup – hidupan”. Mengutip yang dikatakan Benjamin Franklin, “Most men die from the neck up at age 25 because they stop dreaming”.

Saya sangat setuju dengan apa yang dikatakan oleh Benjamin Franklin. Dan saya ingin menambahkannya menjadi, “Most men die from the neck up at age 25 not because they stop dreaming but because they don’t have the courage, passion ,commitment, and burning desire to pursue their worthwhile dreams while they are awake and alive”.

Seorang guru spiritual pernah berkata, “Dalam hidup ada kehidupan. Kita harus menghidupkan kehidupan ini agar kita benar-benar hidup di dalam hidup kita, tidak sekedar hidup-hidupan. Setelah kita benar-benar hidup, mengerti hidup, mengapa kita hidup, dan untuk apa kita hidup, baru kita dapat membantu orang lain untuk menghidupkan kehidupan mereka sehingga mereka benar-benar hidup di dalam kehidupan mereka”.

Kuburan adalah tempat terkaya di dunia karena ada begitu banyak orang yang meninggal dengan membawa impian-impian besar mereka yang belum terwujud, ke dalam kubur. Mereka menyimpan semua harapan dan impian mereka tanpa mampu, sempat, atau berani mewujudkan impian mereka. Ada banyak faktor yang menyebabkan orang tidak hidup sesuai dengan potensi mereka. Ada banyak pencuri impian yang berkeliaran di sekitar kita, yang senantiasa siap mencuri impian-impian kita.

Dalam berbagai kesempatan saya berinteraksi dengan orang, saya selalu melakukan survei kecil-kecilan. Apa yang saya tanyakan ? Saya berusaha mencari tahu benang merah antara bidang pekerjaan atau karir yang mereka kerjakan sekarang dengan latar belakang pendidikan formal atau bidang keunggulan mereka. Hasilnya ? Selalu membuat hati saya sedih.

Hampir semua, saya ulangi hampir semua orang yang saya temui ternyata melakukan pekerjaan yang berbeda atau tidak sejalan dengan disiplin ilmu yang mereka pelajari saat masih kuliah. Ada sarjana arsitek atau teknik sipil yang jadi debt collector. Ada lulusan luar negeri yang buka depot atau catering. Ada sarjana teknik kimia yang jadi guru Play Group/TK. Ada sarjana teknik mesin yang jadi sales mobil atau agen asuransi dan masih banyak contoh lain.

Saya sering menjumpai orangtua dan orang tua yang berkata, ”Coba dulu saya melakukan... pasti keadaan hidup saya berbeda”, ”Saya menyesal setelah kini sadar ternyata impian saya yang sesungguhnya adalah...” Apakah anda pernah bertemu dengan orang-orang seperti ini?

Saya juga sering bertemu dengan orang yang dulunya begitu bersemangat mengenai masa depan mereka, impian-impian mereka, dan hidup mereka, ternyata setelah sekian tahun kemudian, saya tidak lagi melihat passion atau gairah hidup yang dulu pernah ada di dalam diri mereka. Saat saya bertanya mengenai hal ini jawaban mereka biasanya, ”Yah... kita harus realistis. Ekonomi sekarang lagi sulit. Dapat kerja atau bisa cari makan saja sudah syukur. Nggak usah macam-macam lah.”

Setelah membaca cerita saya sejauh ini mungkin anda akan bertanya, ”Kalau begitu Pak Adi pasti tidak termasuk orang-orang yang diceritakan di atas?” Anda salah. Saya juga termasuk orang yang pernah salah jurusan. Impian-impian saya sempat hampir padam. Namun saya bersyukur karena saya dapat segera sadar dan segera menyusun ulang program hidup saya. Saya juga pernah tersesat. Besar harapan saya, setelah anda membaca cerita saya, anda bisa saya sesatkan kembali ke jalan yang benar.

Lalu bagaimana caranya untuk bisa mengetahui impian kita yang sesungguhnya? Butuh waktu untuk melakukan perenungan mendalam. Impian hidup hanya bisa ditemukan melalui serangkaian proses perjalanan pencarian ke dalam diri (inner journey). Impian ini hanya bisa didapatkan bila kita sungguh-sungguh bangun, sadar, dan mencarinya secara sadar. Impian setiap orang berbeda. Namun bila impian itu berasal dari lubuk hati terdalam, maka esensi setiap impian hidup pasti akan sama dan sangat mulia. Karena impian bersifat sangat pribadi maka saya tidak akan membahasnya dalam artikel ini. Yang akan saya bahas adalah potensi diri atau bidang keunggulan kita.

Setelah menemukan impian hidup barulah kita menentukan strategi untuk mencapainya. Untuk itu, kita perlu mengenal potensi diri. Yang saya maksudkan dengan potensi diri adalah kekuatan atau bidang keunggulan kita. Untuk menemukan bidang keunggulan atau potensi diri yang sesungguhnya maka kita perlu, untuk sementara waktu, melupakan semua pendidikan formal yang pernah kita jalani. Lakukan analisa diri dengan cermat dan jujur.

Bidang pekerjaan yang kita lakukan saat ini belum tentu sejalan dengan potensi diri yang menjadi keunggulan kita. Lalu bagaimana caranya untuk mengetahui bidang keunggulan kita? Kawan karib saya, Paulus Winarto, memberikan resepnya dengan sangat gamblang, seperti yang saya kutip di bawah ini:

1. Kita menyukai pekerjaan/aktivitas tersebut
2. Kita mau melakukan pekerjaan/aktivitas tersebut meski tidak dibayar
3. Kita merasakan mudah melakukannya sedangkan orang lain merasa sulit
4. Semakin sering kita melakukannya maka semakin baik kita dalam bidang ini
5. Kita sering dipuji orang karena melakukannya (pekerjaan ini mampu kita lakukan dengan baik)
6. Kita selalu bersemangat saat membicarakan pekerjaan/aktivitas tersebut
7. Kita selalu bersemangat dan memiliki energi yang besar saat melakukan pekerjaan tersebut
8. Kita sering lupa waktu saat melakukan pekerjaan/aktivitas tersebut
9. Kita merasa puas ketika melakukan pekerjaan/aktivitas tersebut
10. Kita merasa bangga saat melakukan pekerjaan/aktivitas tersebut
11. Kita mudah mempengaruhi orang dalam bidang pekerjaan/aktivitas tersebut

Ada seorang kawan saya yang memiliki latar belakang pendidikan akuntansi namun bekerja di bagian purcashing/pembelian. Saat ditanya apa pelajaran favoritnya saat di SMA ia menjawab, ”Saya sangat suka bahasa Inggris. Saya selalu mendapat nilai sangat tinggi dalam bidang studi ini.” Saat ditanya mengapa ia memilih jurusan akuntansi, ia menjawab, ”Saya ambil jurusan akuntansi karena dulu saya pikir jurusan ini menjanjikan masa depan yang baik. Hasil tes minat dan bakat saya sebenarnya lebih condong ke aspek bahasa.”

Kisah lainnya adalah tentang kawan saya, Lina. Kawan saya ini telah menggeluti dunia desain pakaian selama lebih dari 15 tahun. Ia selalu berkata bahwa passion-nya adalah di dunia mode. Benarkah demikian? Ternyata kalau saya cek dengan 11 kriteria di atas maka dunia mode bukanlah bidang keunggulannya. Mengapa? Karena selama lebih dari 15 tahun dia tidak berkembang. Semakin banyak job yang ia dapatkan maka semakin stres dirinya. Bahkan sampai jatuh sakit.

Saya menyarankan ia untuk beralih profesi dengan mengembangkan diri sejalan dengan bidang keunggulannya. Kembali Lina beralasan bahwa dunia mode adalah dunianya. Di samping itu semua kawannya sudah mengenal dirinya sebagai desainer pakaian. Sayang kalau harus meninggalkan dunia ini karena sudah digeluti lebih dari 15 tahun.

Lalu, siapakah orang yang ”menyesatkan” kita sehingga kita melakukan pekerjaan yang bukan bidang keunggulan kita? Bisa lingkungan, bisa orangtua, bisa pihak sekolah, bisa siapa saja. Mereka adalah orang yang sebenarnya bertujuan baik namun masih menggunakan paradigma lama. Hal ini akan membuat seorang anak tumbuh dewasa tanpa mampu atau sempat mengembangkan potensi mereka yang sesungguhnya.

Sering kali bidang keunggulan seseorang ”dibelokkan” oleh orangtua, teman, guru, atau orang yang dipandang mempunyai otoritas sehingga seorang anak, yang nantinya akan menjadi pribadi dewasa, akhirnya yakin dan mengembangkan diri tidak sejalan dengan potensinya yang sesungguhnya.

Kawan saya, Ariesandi Setyono, lima tahun lalu, pernah membantu seorang anak SMU, sebut saja Agus, untuk menemukan bidang keunggulannya. Agus berasal dari keluarga kurang mampu. Ayahnya terkena stroke dan ibunya kerja serabutan untuk menghidupi keluarganya. Agus adalah anak laki paling besar yang diharapkan menjadi tulang punggung keluarganya.

Saat Aries bertanya, ”Apa hobi atau kegiatan yang sangat suka kamu lakukan?” ”Saya sangat suka merangkai bunga,” jawab Agus cepat. ”Ok, kalau begitu, karena orangtuamu tidak akan mampu membiayai kamu kuliah, maka sebaiknya kamu belajar di Florist dan mendalami hobimu untuk dijadikan sumber uang,” jelas Aries.

Agus benar-benar menjalankan apa yang Aries sarankan. Agus tidak kuliah dan begitu tamat SMU, dengan meminjam uang dari ibunya, langsung belajar merangkai bunga di sebuah Florist terkenal di Surabaya. Hasilnya? Tahun lalu, saat Agus masih berusia 23 tahun, ia telah berhasil membeli satu unit ruko di lokasi yang strategis seharga Rp650 juta tunai. Ia juga mampu membeli mobil baru, seharga lebih dari Rp100 juta, secara tunai. Yang paling penting adalah ia mampu menjadi tulang punggung keluarganya dalam hal finansial.

Anda pasti bertanya bagaimana si Agus ini kok bisa begitu berhasil? Ternyata dari hobinya merangkai bunga Agus kemudian “melarikan” kecakapannya ini ke bidang wedding decoration. Hebatnya lagi Agus membidik segmen pasar kelas atas yaitu hanya menerima dekor pengantin di hotel bintang lima. Apa yang Agus lakukan pasti akan sangat maksimal karena usahanya dilakukan sejalan dengan bidang keunggulannya. Kabar terakhir yang kami dengar tentang Agus yaitu jadwalnya untuk setahun sudah penuh. Ck..ck...ck... luar biasa anak muda ini.

Bagaimana dengan anda, para pembaca yang budiman? Apakah anda sudah mengembangkan potensi anda yang sesungguhnya? Apakah anda selama ini hanya menjalani rutinitas pekerjaan yang bukan di bidang keunggulan anda?